Kasus aktif COVID-19 di Sulteng tinggal 2,99 persen

id Sulteng ,Sandi,Ppkm,Pon,Korupsi

Kasus aktif COVID-19 di Sulteng tinggal 2,99 persen

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin dosis pertama kepada seorang warga pada vaksinasi COVID-19 massal di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah, Rabu (22/9/2021). ANTARA FOTO/Basri Marzuki/wsj.

Palu (ANTARA) - Juru Bicara Pusat Data dan Informasi (Pusdatina) COVID-19 Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Adiman menyatakan persentase kasus aktif COVID-19 di Sulteng turun dan hingga saat ini tinggal 2,99 persen.



"Kasus aktif COVID-19 atau warga terpapar COVID-19 yang masih menjalani isolasi di Sulteng hari ini turun tinggal 1.371 kasus atau 2,99 persen dari total warga yang terkonfirmasi terpapar COVID-19 sebanyak 45.797 orang ," katanya di Kota Palu, Rabu (22/9) malam.



Ia menerangkan 1.371 orang yang terpapar COVID-19 itu berada di sejumlah daerah antara lain 106 orang di Kota Palu, 82 orang di Kabupaten Banggai, 86 orang di Banggai Kepulauan, 18 orang di Banggai Laut, 206 orang di Buol, 154 orang di Donggala.



Selain itu, 54 orang di Morowali, 100 orang di Morowali Utara, 210 orang di Parigi Moutong, 120 orang di Poso, 59 orang di Sigi, 118 orang di Tojo Una-Una, dan 58 orang di Tolitoli.



"Sementara itu 42.884 pasien COVID-19 dinyatakan telah sembuh atau naik menjadi 93.64 persen dari total warga yang terpapar COVID-19 di Sulteng. Selain itu 1.542 orang dinyatakan meninggal dunia atau 3,37 persen," ujarnya.



Hari ini, Adiman mengatakan, 213 pasien COVID-19 dinyatakan telah sembuh, 117 orang terkonfirmasi COVID-19, dan delapan orang dinyatakan meninggal dunia.



Adiman meminta masyarakat mendukung tim pengawas Dinas Kesehatan kabupaten dan kota di Sulteng yang melakukan penelusuran terhadap orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien positif COVID-19.



Selain itu, warga diimbau menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan dan penyebaran COVID-19 secara ketat.



"Pencegahan yakni dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas di luar rumah. Langkah tersebut sangat penting dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran dan penularan COVID-19 di Sulteng," katanya.