Gubernur Sulteng Harapkan KTNA Sukseskan Upsus Pajala

id longki

Gubernur Sulteng Harapkan KTNA Sukseskan Upsus Pajala

Gubernur Sulteng Longki Djanggola (Humas Pemprov)

Palu,  (antarasulteng.com) - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengharapkan Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) daerah itu ikut menyukseskan program pemerintah meningkatkan ketahanan pangan melalui upaya khusus (Upsus) peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai (pajala).

Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahli Bidang Pembangunan Abdul Haris Rengga pada pengukuhan Pengurus KTNA Sulteng 2015-2020 di Gedung Pogombo, Selasa, pada 2015 Sulteng melaksanakan upsus pajala sehingga membutuhkan partisipasi aktif KTNA agar target luas tanam, produktivitas dan produksi dapat dicapai.

Gubernur juga mengingatkan bahwa pada 2016 yang akan datang, Sulteng akan melaksanakan Pekan Daerah (PEDA) VIII Petani Nelayan Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah di Kabupaten Donggala. Kemudian tahun 2017 akan diselenggarakan Pekan Nasional (PENAS) XV Petani Nelayan di Banda Aceh, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.

Ia meminta agar persiapan pelaksanaan PEDA VIII Tahun 2016 dan pengiriman Kontingen PENAS XV Tahun 2017 dapat dimulai dalam waktu dekat ini.

"Dengan dikukuhkannya kepengurusan KTNA tingkat Provinsi Sulawesi Tengah Masa Bhakti 2015-2020, saya minta KTNA lebih proaktif dalam memberikan sumbangannya untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan di sekitar hutan di Sulawesi Tengah," ujarnya.

Sebelumnya Kadis Pertanian Sulteng Tri Iriani Lamakampali mengemukakan bahwa upsus pajalan di Sulawesi Tengah pada 2015 tidak tercapai karena musim kemarau.

"Hanya komoditi padi saja yang mengalami peningkatan produksi sebesar 2,5 persen, jagung dan kedelai malah turun," katanya.

Menurut dia, produksi padi berdasarkan angka tetap (Atap) 2014 sebesar 1.022.000 ton, sementara angka ramalan (aram) 2015 sebesar 1.048.000 ton. 

Sementara itu data sampai Oktober 2015, sasaran musim tanam ke-2 April-September (Asep) 2015, dari target 124.000 ha terdapat 14.000 ha mengalami kekeringan, seluas 1.859 ha di antaranya puso.

Kemudian komoditi jagung mengalami penurunan karena produksi 2014 (Atap) sebesar 170.000 ton, sementara 2105 diramalkan turun menjadi 137.000 ton. Target tanam jagung April-September 2015 seluas 28.700 ha, namunterkena dampak kekeringan 2.311 ha dan puso 896 ha.

Demikian pula dengan kedelai mengalami penurunan dari produksi 2014 (Atap) sebesar 16.359 ton, sementara ramalan 2015 hanya 13.000 ton. Target tanam kedelai APril-September 2015 seluas 6.817 ha, namun terkena dampak kekeringan 774 ha dan puso 417 ha.