Pemkot Palu ziarahi pemakaman massal momentum tiga tahun bencana

id Doa bersama, lintas agama, tigatahunnbencana, gempa palu, Pemkotpalu, Sulteng, petobo

Pemkot Palu  ziarahi pemakaman massal momentum tiga tahun bencana

Wakil Wali Kota Palu, Reny A Lamadjido menabur bunga di salah satu makam di pemakaman massal korban gempa, tsunami dan likuefaksi pada momen tiga tahun bencana alam Palu, Sulteng, Selasa (28/9/2021). (FOTO ANTARA/HO-Humas Pemkot Palu)

Palu (ANTARA) -
Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah berziarah sekaligus tabur bunga di pemakaman massal pada momen tiga tahun pascagempa, tsunami dan likuefkasi, Selasa petang.
 
Ziarah pemakaman massal korban bencana itu dipimpin Wakil Wali Kota Palu Reny A Lamadjido beserta pejabat dan pegawai di lingkungan pemerintah kota tersebut mengenang peristiwa dahsyat 28 September 2018 yang menelan ribuan korban jiwa.
 
"Semoga semua korban ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi-Nya, semua amal ibadahnya diterima dan seluruh kesalahannya diampuni oleh Allah Subhanahu Wata Ala, Tuhan Yang Maha Esa," kata Reny.

Ia berharap peristiwa dahsyat itu tidak lagi terulang, dan kepada semua ahli waris para korban senantiasa diberikan ketabahan dan kesabaran oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
 
Sementara itu warga Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan juga menggelar doa bersama lintas agama dalam rangka mengenang korban gempa dan likuefaksi sekaligus refleksi tiga tahun bencana.
 
"Doa bersama sebagai bentuk memohon perlindungan kepada Allah Subhanahu Wata Ala Tuhan Yang Maha Esa agar negeri ini selalu dalam lindungannya, dan mereka yang meninggal pada peristiwa 28 September 2018 mendapat tempat yang layak disi Allah," kata Tanwir, selaku sekretaris panitia doa lintas agama.
Warga Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulteng menabur bunga di memorial korban likuefaksi kompleks perumahan BTN Petobo, Selasa (28/9/2021). Setelah tabur bunga, warga melanjutkan kegiatan doa bersama lintas agama. (FOTO ANTARA/Moh Ridwan)
Menurut dia momentum tiga tahun pascagempa, tsunami dan likuefaksi diperlukan refleksi dan menjadi pengingat untuk memperbaiki diri, sekaligus bangkit serta menata kembali kehidupan ke arah lebih baik.
 
Sebelum melaksanakan doa bersama, warga terlebih dahulu melakukan tabur bunga dan pembacaan doa dipimpin masing-masing pemuka agama.

"Acara doa bersama dilaksanakan oleh Agama Islam, Kristen dan Hidup. Terlepas dari refleksi tiga tahun bencana, ini adalah bagian dari toleransi antarumat beragama, dan ini adalah cermin daerah bahwa toleransi di Kota Palu sangat tinggi," kata Tanwir.

DI tempat berbeda, warga Kelurahan Petobo juga menggelar zikir bersama.