Pemkot Palu: Calon peserta magang ke Jepang didominasi usia produktif

id Setyo Susanto, dinas koperasi, Pemkotpalu, SSW, magang Jepang, sulpetng

Pemkot Palu:  Calon peserta magang ke Jepang didominasi usia produktif

Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Tenaga Kerja Kota Palu Setyo Susanto mendampingi Wali Kota Palu Hadianto Rasyid (kedua dari kanan) berpose dengan Direktur Bina Lembaga Vokasi Kemenaker sambil memperlihatkan dokumen yang dipersyaratkan untuk pembangunan BLK bertaraf internasional di Palu. Penyerahan dokumen itu berlangsung di Jakarta, Senin (4/10/2021). ANTARA/Moh Ridwan

Palu (ANTARA) -
Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah mengatakan calon peserta magang kerja dari daerah itu yang dikirim ke Jepang lewat program Specified Skilled Workers (SSW) didominasi usia produktif, 19-27 tahun.
 
"Sebagaimana syarat untuk menjadi pekerja migran ke luar negeri khususnya pada program SSW adalah usia-usia muda," kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil, Menengah, dan Tenaga Kerja Kota Palu Setyo Susanto di Palu, Selasa.
 
Ia menjelaskan selain syarat ketentuan perekrutan calon tenaga kerja penempatan luar negeri, usia produktif juga masih memiliki masa kerja yang cukup panjang, sehingga pemerintah memprioritaskan mereka.
 
Calon tenaga kerja yang dipersiapkan pemerintah daerah setempat magang ke "Negeri Sakura: itu, berjumlah kurang lebih 350 orang. Mereka saat ini telah memasuki tahapan pelatihan bahasa asing sebagai syarat utama mengikuti program tersebut.
 
"Penguasaan bahasa asing, berupa bahasa sehari-hari dalam dunia kerja industri yang berada di Jepang, setelah tahapan itu peserta juga akan mempelajari kebudayaan negara tujuan agar dengan tujuan mereka cepat menyesuaikan dengan kondisi di sana," katanya.
 
Ia menjelaskan program SSW bentuk kerja sama antara Pemkot Palu dan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) yang juga mendapat dukungan penuh dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker).
 
Program ini sebagai upaya pemerintah menekan angka pengangguran terbuka serta membuka peluang kerja bagi warga lokal untuk berkompetisi di dunia industri luar negeri.

Sebagai bentuk dukungan, katanya, Kemenaker menciptakan aplikasi khusus untuk pelatihan bahasa Jepang yang baru diluncurkan pada pertengahan September lalu.

"Pelatihan bahasa berlangsung selama tiga bulan menggunakan aplikasi 'Pera Pera' yang dirancang khusus untuk memudahkan peserta sehingga tidak mengganggu rutinitas mereka," ujarnya.
 
Tahapan pelatihan, selama kurun waktu tiga bulan melalui daring pihaknya telah menjadwalkan dalam sepekan dilakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana perkembangan materi-materi yang telah disajikan dengan pertemuan tatap muka.
 
"Kemenaker juga menyarankan Pemkot Palu agar melakukan penjaringan minat kerja sejak dini dalam rangka mempersiapkan calon pekerja migran Indonesia untuk bekerja di luar negeri. Usulan ini sejalan dengan program SSW," demikian Setyo.