PKK Palu sebut pentingnya pendewasaan usia perkawinan

id Genre, perkawinan dini, remaja, PKK, Diah Puspita, Pemkotpalu, Sulteng

PKK Palu  sebut pentingnya pendewasaan usia perkawinan

Ketua TP-PKK Kota Palu, Diah Puspita menjadi narasumber acara program pembangunan keluarga penduduk dan keluarga berencana di Palu, Kamis (14/10/2021). ANTARA/HO-Humas Pemkot Palu

Palu (ANTARA) -
Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Palu, Sulawesi Tengah mengemukakan pentingnya pendewasaan usia perkawinan guna mencegah pernikahan dini dan mewujudkan rumah tangga yang harmonis serta sejahtera. 
 
"Keharmonisan rumah tangga adalah kebahagiaan dalam keluarga sehingga tercipta usia perkawinan ideal," kata Ketua TP-PKK Kota Palu Diah Puspita pada acara program pembangunan keluarga penduduk dan keluarga berencana di Palu, Kamis.
 
Menurut dia, pendewasaan usia perkawinan bukan sekadar menunda pada usia tertentu saja, tetapi mengusahakan agar kehamilan pertama pun terjadi pada usia perempuan yang cukup dewasa.
 
Ia menyebut usia ideal seseorang menikah 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. 

Ia menyebut program Generasi Berencana (GenRe) yang diluncurkan pemerintah merupakan bagian dari wadah untuk mengembangkan karakter bangsa karena kehidupan keluarga yang harmonis.

Ia mengatakan perkawinan usia remaja cukup berisiko dan rentan menimbulkan kerawanan perceraian.

Oleh karena itu, program tersebut dikembangkan dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja melalui pemahaman tentang pendewasaan usia perkawinan sehingga mereka mampu melangsungkan jenjang pendidikan secara terencana, berkarir dalam pekerjaan secara terencana, serta menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi.
 
"Program ini mengajarkan remaja untuk menjauhi pernikahan di usia yang belum semestinya," ucap Diah.
 
Ia juga mengajak remaja menghindari berhubungan seksual pranikah atau pergaulan bebas dan penggunaan narkotika, psikotropika, serta zat adiktif (napza).
 
“Hal ini penting bagi remaja agar mereka tangguh dan dapat berkontribusi dalam pembangunan serta berguna bagi nusa dan bangsa,” kata dia.

Ia juga mengatakan pentingnya pemahaman remaja tentang persoalan HIV/AIDS, penyalahgunaan narkoba, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan usia kawin pertama relatif masih rendah yang masih ditemukan menimpa usia remaja di ibu kota Sulteng itu.
 
Ia mengemukakan pentingnya intervensi pemerintah melalui program GenRe yang perlu digencarkan melalui sosialisasi maupun edukasi kepada masyarakat.
 
"Instansi terkait dan PKK sebagai mitra pemerintah memiliki peran memberikan pemahaman dan edukasi kepada remaja dalam rangka meminimalisir terjadinya perkawinan dini," demikian Diah.