Makassar (ANTARA) - Kepala Kantor Perum Bulog Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) Eko Pranoto berjanji segera mengatasi permasalahan terkait dengan kapasitas penyimpanan penuh di gudang Bulog Kabupaten Pinrang.
"Permasalahan ini sudah kita laporkan ke pusat terkait hal tersebut (gudang penuh, red.) untuk percepatan pengangkutan," ujarnya usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) di kantor DPRD Sulsel di Makassar, Senin (18/10).
Permasalahan itu berkaitan dengan ruang kapasitas gudang Bulog di Pinrang penuh, sehingga dipersoalkan para kelompok tani, karena berasnya menumpuk dan menganggap hasil panen mereka tidak diserap Bulog.
Pihaknya pun berjanji tetap menyerap beras petani di masa panen kedua hingga akhir 2021.
Eko menjelaskan Perum Bulog Wilayah Sulselbar hanya bisa melaporkan ke Perum Bulog di pusat soal proses pengangkutan, sebab bukan domain daerah menentukan hal itu. Laporan yang disampaikan ke pusat terkait dengan percepatan pengangkutan untuk mobilitas nasional (mobnas) agar beras yang ada di dalam gudang tersebut segera diangkut.
"Hari ini dilaporkan. Soal itu (gudang penuh, red.) pasti kami cek gudang. Kalau gudang itu (ada ruang, red.), bisa kami bagi 'space'-nya (tempat). Pengecekan gudang Rabu nanti, karena besok kami ada undangan dari gubernur (HUT Sulsel, red.)," kata dia.
Mengenai optimalisasi mobnas, penyerapan dan pengiriman beras, pihaknya terus berjalan seperti di Provinsi Papua, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Maluku.
"Di Pinrang itu rencana ada 11 ribu ton di mobnas ke provinsi tetangga, ini sedang berlangsung. Kemarin, 1.800 ton, tambah 1.000 ton jadi 2.800 ton, dan ada 3.800 ton yang akan diangkut lagi (dari dalam gudang, red.)," sebutnya.
Ketika ditanyakan perbedaan penampungan gudang Bulog yang ada di Kota Parepare dengan Kabupaten Pinrang yang saling berdekatan, kata Eko, stok beras di Kota Parepare dibandingkan dengan Kabupaten Pinrang cukup besar.
"Memang stok kita (Parepare, red.) paling besar seluruh Sulselbar stoknya. Jadi kami perlu pakai, karena mereka juga masih memiliki stok (beras, red.) yang lama. Parepare bukan prioritas, tapi semua prioritas, kita bagi rata semua. Paling besar untuk mobnas Pinrang dan Parepare. Parepare 22.000 ton, Pinrang 11.000 ton. Itu dua kabupaten untuk mobnas yang diperhitungkan. Kalau kapasitas gudang di Parepare hampir 30 ribu ton dan di Pinrang itu 26 ribu ton," katanya.
Sebelumnya, DPRD Sulsel mengelar RDP bersama Bupati Pinrang Irwan Hamid, Ketua DPRD Pinrang Muhtadin, perwakilan kelompok tani, Perum Bulog Sulselbar, dan Komisi B Bidang Kesejahteraan Rakyat terkait dengan permasalahan penyerapan beras terhenti, disebabkan gudang Bulog di kabupaten setempat penuh yang dikhawatirkan harga beras anjlok bila dilepas di pasaran.
"Pekan ini harus ada solusi, saya memberikan tanggung jawab kepada tim Komisi B untuk turun langsung kesana bersama DPRD Pinrang mengecek gudang Bulog di sana" kata Ketua Komisi B Nurhidayati Zainuddin.
Berita Terkait
Stok beras Bulog Sulselbar capai 100 ribu ton
Selasa, 22 Maret 2022 8:44 Wib
ALFI Sulselbar akan terapkan sistem angkutan barang terintegrasi
Minggu, 26 Juli 2020 17:53 Wib
Wilayah Sulselbar alami "black out" listrik
Senin, 12 Desember 2016 8:17 Wib
Kejati Sulselbar sita Rp8,7 miliar korupsi bandara
Jumat, 7 Oktober 2016 9:59 Wib
Kapolda Sulselbar Belum Tahui Motif Remaja Begal
Sabtu, 2 April 2016 8:52 Wib
Kapolda Sulselbar Pastikan Pesawat Aviastar Ditemukan
Senin, 5 Oktober 2015 21:53 Wib
Kapolda Sulselbar: Sulbar Aman Dari Sulsel
Rabu, 23 September 2015 14:25 Wib
Polda Sulselbar Petakan Daerah Rawan Konflik Pilkada
Minggu, 29 Maret 2015 12:41 Wib