Presiden Bertemu Petinggi PKS Di Istana Merdeka

id pks

Presiden Bertemu Petinggi PKS Di Istana Merdeka

PKS (antara)

Kami silaturahim dengan Pak Presiden, kami sebagai partai politik yang merupakan salah satu elemen bangsa harus terus menjalin silturahim dengan elemen lain termasuk Bapak Presiden
Jakarta (antarasulteng.com) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menemui Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Sohibul Iman di Istana Merdeka Jakarta, Senin sore.

"Kami silaturahim dengan Pak Presiden, kami sebagai partai politik yang merupakan salah satu elemen bangsa harus terus menjalin silturahim dengan elemen lain termasuk Bapak Presiden," kata Sohibul usai pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Senin.

Tampak pengurus PKS lain ikut dalam pertemuan itu antara lain Ketua DPP PKS Bidang Politik Almuzamil Yusuf, Bendahara Umum PKS Mafud Abdulrahman dan Sekretaris Umum PKS Mardani Ali Sera.

Sohibul menyebutkan sejak Jokowi dilantik menjadi Presiden RI, PKS belum pernah bersilaturahim dan baru kali ini bisa bertemu.

Pada waktu PKS menggelar Musyawarah Nasional (Munas) pada September 2015, Presiden Jokowi berniat hadir dan PKS sudah menyusun supaya Presiden Jokowi bisa datang tapi Presiden Jokowi harus kunjugan ke Timur Tengah sehingga batal hadir di Munas PKS. 

"Kemudain bulan Oktober 2015 kami gelar Mukernas, Seskab bilang Presiden bisa hadir tapi kami rasa tidak pas dihadiri Presiden, kami terus komunikasi dengan Seskab dan dapat bertemu hari ini," katanya.

Lebih lanjut Sohibul menjelaskan bahwa PKS tetap pada prinsip dasar PKS sebagai oposisi loyal.

"PKS tetap di Koalisi Merah Putih atau KMP dan PKS adalah oposisi loyal. Kami tidak di pemerintah tetapi kami loyal kepada kepentingan bangsa dan negara," katanya. 

Ia menyebutkan tidak ada masalah dengan KMP terkait prinsip itu. "Kami dengan pemerintah adalah komplementer," katanya.

Ia menyebutkan ketika pemerintah punya program bagus maka PKS mendukung pemerintah. Tetapi ketika tidak baik PKS akan mengkritisinya.

"Kami tidak di dalam pemerintah, saya sampaikan ke Presiden Jokowi bahwa justru karena kami beda posisi maka bisa salimg mnelengkapi kalau satu posisi tidak bisa saling melengkapi," kata Sohibul.