Baznas: Jangan gampang tergiur rayuan pinjaman online

id BAZNAS,Pinjaman online,Pinjol

Baznas: Jangan gampang tergiur rayuan pinjaman online

ILUSTRASI - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). (ANTARA/Ferliansyah)

Jakarta (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mendorong masyarakat agar tidak gampang tergiur dengan rayuan-rayuan aplikasi pinjaman online (Pinjol) yang justru bakal membuat masalah malah semakin pelik imbas bunga tinggi.

"Jangan gampang tergiur oleh rayuan-rayuan pinjaman di web. Pinjamannya mudah tapi mengembalikannya susah," ujar Wakil Ketua Baznas Mo Mahdum saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

Mahdum mengajak masyarakat yang memang membutuhkan bantuan dan sifatnya darurat, lebih baik menghubungi Baznas. Pasalnya, Baznas memang merupakan lembaga resmi pemerintah yang khusus menghimpun, mengelola, dan menyalurkan zakat.

Dana-dana yang dihimpun kemudian disalurkan ke berbagai program baik sifatnya darurat maupun produktif. Ia mencontohkan program darurat seperti bantuan pengobatan, sembako, hingga pendidikan.

Sementara program produktif diarahkan kepada pemberian bantuan modal bagi pelaku usaha mikro dan kecil, pembangunan fasilitas publik, hingga kolaborasi dengan peternakan/perkebunan.



"Kalau program bantuan produktif dalam rangka mereka ibaratnya bisa makan tapi biar lebih berkembang. Ada toko berbasis warung, Zmart, kemudian sifatnya usaha-usaha pake kereta dorong, punya peternakan kambing," kata dia.

Bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan, kata dia, bisa langsung menghubungi Baznas maupun datang langsung ke lokasi di daerah masing-masing. Nanti para petugas akan memverifikasi guna memastikan masyarakat yang akan dibantu adalah mereka yang benar-benar membutuhkan dan sesuai kriteria.

"Masyarakat yang membutuhkan bantuan bisa menghubungi, nanti kita verifikasi apalah benar dia miskin atau tidak. Kalau mau berhutang, dia mau berhutang buat apa dulu," katanya.

Secara jangka panjang, Baznas ingin warga yang telah dibantu kemudian mampu berdaya di sisi ekonomi menjadi muzaki (pemberi zakat). Dengan begitu, program-program pemberdayaan akan terus berjalan secara berkesinambungan.

"Jadi poin kuncinya seperti itu, kita bisa memberikan program strategis. Mentalnya tidak hanya penerima zakat tapi jadi pemberi zakat di kemudian hari," kata dia.

Di satu sisi, ia mengajak masyarakat untuk menyisihkan sebagian hartanya, kendati nilainya tak besar. Apabila terhimpun maka nilai manfaat yang diberikan akan besar karena akan disalurkan ke berbagai program strategis.

"Kami hadir ingin membantu masyarakat yang membutuhkan. Kita berzakat via formal, dengan kita membayar, kita bisa bikin program strategis yang impact-nya akan terukur," kata dia.