Presiden : Banyak Negara Incar Kekayaan Alam Kita

id SBY, Minerba

Presiden : Banyak Negara Incar Kekayaan Alam Kita

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) didampingi Wapres Boediono (kiri) dan Menteri Pertanian Suswono (kanan) memberikan keterangan pers seusai memimpin rapat kabinet terbatas di gedung Kementerian Pertanian di Jakarta, Senin (6/8). Rapat tersebut membahas soal berbagai kebijakan di sektor pert

"Terlebih saat ini, dimana dengan meningkatnya penduduk dunia sekitar 7 miliar, maka kebutuhan akan energi pun meningkat signifikan," katanya.
Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan banyak negara yang mengincar kekayaan alam Indonesia, khususnya sektor mineral dan batu bara (minerba).

"Banyak yang mengincar kepentingan kita itu. Mari kita kelola. Jangan kita tidak mendapatkan manfaat besar di bidang minerba tersebut," kata Presiden Yudhoyono dalam Rapat Terbatas bersama jajaran Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II di kantor pusat Pertamina Persero, Jakarta, Selasa.

Menurut Presiden, kerja sama internasional dalam sektor minerba telah terjalin dengan baik dan lazim dilakukan di tengah perekonomian dunia yang telah terinterkonektif. Peluang ini bisa dimanfaatkan oleh Indonesia dengan sebaik-baiknya.

Kepala Negara mengakui sektor energi menjadi sektor yang penting, karena merupakan kebutuhan masyarakat serta menguasai hajat hidup orang banyak. Untuk menunjang kebutuhan itu, pemerintah harus memiliki kebijakan strategis dan program yang tepat untuk mengelola sektor energi tersebut.

"Terlebih saat ini, dimana dengan meningkatnya penduduk dunia sekitar 7 miliar, maka kebutuhan akan energi pun meningkat signifikan," katanya.

Sementara menyoal suplai energi, ia mengakui negara-negara di dunia tidak selalu bisa mengikuti pergerakannya. Bahkan, permintaan dan penawaran energi sering menjadi persoalan ekonomi, sosial, politik, dan keamanan.

"Kita ikuti dinamika dunia, geopolitik juga dipengaruhi oleh kompetisi sumber daya kehidupan termasuk sumber energi. Sebagai negara, sumber energi relatif cukup. Mari kelola dengan baik dan gunakan dengan baik pula," imbaunya.

Ia mengingatkan pentingnya mengelola sektor energi dan mineral, di tengah kebutuhan akan energi kian meningkat.

"Semakin besar subsidi yang diberikan kepada BBM dan listrik, maka peluang untuk membangun keperluan lain seperti infrastruktur turut berkurang. Kurangnya infrastruktur turut mengganggu investasi," urainya.

Kendati demikian, Presiden menegaskan Indonesia masih memiliki peluang untuk terus bertumbuh ditandai dengan pertumbuhan ekonomi 6,4 persen pada kuartal kedua tahun ini.(KR-SSB)