LBP tegaskan momentum pemulihan ekonomi harus dijaga

id Luhut binsar Pandjaitan, penanganan COVID-19, pemulihan ekonomi, pmi manufaktur, keyakinan konsumen, prokes, apresiasi p

LBP tegaskan momentum pemulihan ekonomi harus dijaga

Tangkapan layar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam Rapat Koordinasi Nasional dan Anugerah Layanan Investasi 2021 di Jakarta, Rabu (24/11/2021). (ANTARA/Youtube BKPM TV)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) berpesan agar momentum pemulihan ekonomi yang tengah terjadi saat ini agar terus dijaga.

"Momentum pemulihan ekonomi harus terus kita jaga. Dengan kita memelihara seperti ini, saya kira kita jangan terlalu paranoid lagi tetapi tetap hati-hati," katanya dalam Rapat Koordinasi Nasional dan Anugerah Layanan Investasi 2021 di Jakarta, Rabu.

Luhut mengemukakan sejumlah indikator pemulihan ekonomi Indonesia yang dicapai setelah melakukan pengendalian kasus COVID-19 melalui sejumlah pembatasan dan pengetatan aktivitas, diantaranya ekonomi yang tumbuh 3,5 persen pada triwulan III-2021, indeks keyakinan konsumen yang berangsur meningkat hingga PMI manufaktur yang bahkan mencetak rekor tertinggi pada Oktober lalu.

Wakil Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) itu juga mengingatkan untuk tetap mawas diri dan hati-hati agar kasus COVID-19 tidak kembali meningkat dan PPKM tidak perlu diterapkan lagi.

Luhut mengatakan kondisi pandemi yang melandai di Tanah Air merupakan kerja sama semua pihak. Indonesia bahkan disebutnya sebagai satu-satunya negara di ASEAN yang saat ini berada di level 1.

"Kalau bapak ibu lihat, Indonesia di ASEAN itu satu-satunya saya kira yang level 1 hari ini. Indonesia sudah 126 hari pada level 1. Itu saya kira pencapaian yang sangat baik dan kita tidak boleh merusak ini," katanya.

Luhut pun mengingatkan agar semua pihak terus konsisten mempertahankan kondisi tersebut. Ia juga mengingatkan agar semua pihak tidak lengah karena tak ingin kejadian pada Juli lalu terulang.

"Ingat kenaikan kasus 3-15 Juli lalu, itu 12 hari dari 3 ribu, 4 ribu kasus langsung naik ke 56 ribu kasus. Ingat lagi, supaya jangan lupa, minggu-minggu itu WA (WhatsApp) kita penuh dengan pesan Innalillahi. Ini jangan kita ulangi lagi," imbuhnya.

Lebih lanjut, meski pemulihan ekonomi mulai terlihat, ia mengakui dampaknya ke kehidupan masyarakat masih membutuhkan waktu. Hal itu pun, disebutnya sangat diapresiasi oleh banyak negara.

"Orang luar tuh mengapresiasi kita luar biasa. Kita saja yang kadang-kadang nyinyir," katanya.