Sulteng dukung pendiri Alkhairaat dianugerahi pahlawan nasional

id guru tua,habib idrus bin salim aljufri,alkhairaat,pemprov sulteng,gubernur sulteng,rusdy mastura

Sulteng dukung pendiri Alkhairaat dianugerahi pahlawan nasional

Arsip - Pedagang menjajakan poster Guru Tua atau Sayyid Idrus bin Salim Aljufri pada peringatan hari wafat (Haul) ke-51 tahun di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (15/6/2019).  ANTARA/Basri Marzuki

Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mendukung pendiri pendidikan Alkhairaat Habib Sayyid Idrus Bin Salim Aljufri atau Guru Tua untuk dianugerahi gelar pahlawan nasional.

"Jejak langkah menuju pencapaian gelar pahlawan nasional kepada almarhum Sayyid Idrus Bin Salim Aljufri sudah sangat layak," kata Gubernur Sulteng Rusdy Mastura dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Poltik Sulteng Fahruddin Yambas, di Palu, Jumat.

Pernyataan itu disampaikan dalam kegiatan focus group discusion dalam rangka menyusuri jejak kepahlawanan Guru Tua di Indonesia Timur yang dilaksanakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), di Palu, Jumat.

"saya selaku Gubernur Sulawesi Tengah menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga kepada Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, Pemerintah Kota Palu, PB Al-Khairaat dan sejumlah sejarawan untuk menyusuri jejak kepahlawanan Guru Tua," katanya.

Ia mengemukakan Sayyid Idrus Bin Salim Aljufri oleh masyarakat Sulteng dikenal sebagai Guru Tua, merupakan tokoh pejuang di Provinsi Sulawesi Tengah dalam bidang pendidikan agama Islam.

Guru Tua menginjakkan kaki pertama kali di pelabuhan Wani Kabupaten Donggala tahun 1929 dalam perjalanan menuju Manado. Pada tahun 1930, Guru Tua pindah di Kota Palu dan mendirikan sekolah yang diberi nama Madrasah Al-khairaat di Kampung Baru.

Menurut penuturan para murid, bahwa mereka selain mendapatkan pelajaran agama juga diberi pengajaran tentang cinta Tanah Air sekaligus bentuk provokasi kepada murid-muridnya untuk bangkit melawan penjajahan Jepang dan Belanda.

"Atas jasa dan perjuangan Sayyid Idrus Bin Salim Aljufri dalam menyebarkan ajaran Islam dan membangun pendidikan di Kawasan Timur Indonesia, pemerintah mengabadikan nama beliau sebagai nama baru bandar udara di Kota Palu sejak tanggal 28 Februari 2014 yaitu Bandar Udara Mutiara Sis Aljufri," sebutnya.

Bahkan pada tahun 2019, Sayyid Idrus Bin Salim Aljufri dianugerahi oleh pemerintah bintang mahaputra adipradana, ini menunjukkan bahwa negara mengakui jasa dan pengabdian beliau untuk nusa dan bangsa khususnya dibidang pendidikan.
Foto bersama para tokoh Alkhairaat dengan pemerintah Kota Palu dan Kepala Kesbangpol Sulteng Fahruddin Yambas (ujung kanan) usai pembukaan focus group discusion dalam rangka menyusuri jejak kepahlawanan Guru Tua di Indonesia Timur yang dilaksanakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), di Palu, Jumat. (ANTARA/Basri Marzuki)