Pemkab Parigi Moutong terima tiga paket padat karya dari Kemenkes

id Padat karya, pemkabparimo, wabubparimo, Badrun Nggai, Kemenkes, STBM, PKTD, sulteng

Pemkab Parigi Moutong  terima tiga paket padat karya dari Kemenkes

Wakil Bupati Parigi Moutong, Badrun Nggai. ANTARA/Moh Ridwan

Parigi, Sulteng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah menerima tiga paket sekaligus program padat karya dari Kementerian Kesehatan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari aspek kesehatan.
 
"Tiga program diberikan tersebut, yakni padat karya tunai desa (PKTD), sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) plus, dan pondok pesantren," kata Wakil Bupati Parigi Moutong Badrun Nggai usai serah terima tiga kegiatan padat karya di Parigi, Kamis.
 
Menurut dia, paket program tersebut bermanfaat untuk kelangsungan hidup warga setempat, salah satunya program STBM yang menggunakan pendekatan dengan penekanan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat yang melibatkan komponen masyarakat sebagai subjek pembangunan.
 
Oleh karena itu, dorongan pemerintah daerah setempat berpengaruh terhadap efektivitas suatu kegiatan yang dijalankan.
 
"Tentunya kami sangat mendukung apa yang sudah diwacanakan dan direalisasikan oleh pemerintah pusat melalui kementerian terkait, sekaligus program ini juga wujud kepedulian pemerintah dalam mendukung pembangunan di daerah," ujarnya.
 
Penerima paket program tersebut, yakni Pondok Pesantren Salafiyah Al Hikmah Kotanagaya, Ponpes Sabilul Khairaat Ampibabo, Ponpes Modern Alkhairaat Siniu.
 
Program PKTD diterima oleh masing-masing perwakilan desa/kelurahan sasaran, di antaranya Dolago Padang, Kecamatan Parigi Selatan, Kelurahan Masigi, Kecamatan Parigi, Desa Toribulu, Kecamatan Toribulu, Desa Maninili, Kecamatan Kasimbar, Desa Santigi, Kecamatan Bolano Lambunu, Desa Sidoan Selatan, Kecamatan Sidoan, Ketua Desa Tinombala, Kecamatan Ongka Malino, dan Desa Gio, Kecamatan Moutong.
 
"Saya berharap desa dan penerima program padat karya ini, lebih intens melakukan koordinasi dengan instansi teknis terkait agar supaya berjalan optimal dalam pelaksanaannya," ucap Badrun.
 
Usai penyerahan kepada masing-masing penerima dan tahapan proses pembangunan dimulai, Dinas Kesehatan setempat harus melakukan monitoring secara berkala di desa-desa sasaran.

Hal ini dimaksudkan agar tujuan program tersebut dapat terlaksana secara optimal sesuai harapan Kemenkes.

"Program padat karya harus betul-betul tepat sasaran karena berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat dari berbagai aspek," demikian Badrun.