Sulteng Waspadai Siklus DBD November-April

id fogging

Bulan tersebut merupakan periode musim hujan dan merupakan waktu paling tepat untuk jentik menetas menjadi nyamuk pembawa vector penyakit. Terkadang sampai pada bulan Mei kasus DBD sering meningkat
Palu,  (antarasulteng.com) - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah menyerukan kepada masyarakat untuk lebih waspada terhadap kemungkinan wabah demam berdarah dengue (DBD) sehubungan dengan siklus DBD di daerah ini setiap bulan November-April.

"Bulan tersebut merupakan periode musim hujan dan merupakan waktu paling tepat untuk jentik menetas menjadi nyamuk pembawa vector penyakit. Terkadang sampai pada bulan Mei kasus DBD sering meningkat," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Sulteng dr. Muh Saleh Amin di Palu, Kamis.

Menurut, saat ini laporan mengenai peningkatan serangan penyakit DBD dari daerah-daerah semakin besar. Dengan banyaknya nyamuk sebagai pembawa vector, maka kemungkinan perpindahan penyakit dari penderita ke bukan penderita yang terkena gigitan juga lebih besar.

"Logikanya, walaupun ada orang yang terinfeksi, tetapi nyamuk pembawa vector tidak ada, maka kasus DBD pasti minim," katanya.

Jadi, kata Saleh Amin, kuncinya adalah pemberantasan jentik nyamuk dengan abatisasi dan perilaku 3M yakni menguras, menutup dan menguburkan barang yang bisa menjadi tempat nyamuk berkembangbiak. Selanjutnya upaya foging bagi nyamuk dewasa, katanya.

Sementara itu Sekertaris Dinkes Sulteng Bambang Swandi mengatakan pihaknya dalam bulan ini telah mendapatkan laporan adanya peningkatan kasus DBD untuk Kabupaten Banggai Kepulauan dan Poso.

"Sudah ada tim yang memastikan itu, untuk langkah tercepat akan dilakukan foging bagi daerah dengan peningkatan penderita," katanya.

Selain itu ia berharap perilaku sehat masyarakat lebih ditingkatkan lagi karena inti dari pengendalian penyakit ini ada pada masyarakat itu sendiri.

Selama tahun 2015, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah mencatat sebanyak 1.573 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan 11 penderita meninggal dunia.

Di Kota Palu pada bulan Januari terdapat 98 kasus, meningkat 111 kasus di Februari, Maret sebanyak 90 kasus dengan satu orang meningal dunia. Kemudian April sebanyak 67 kasus dan 56 kasus di bulan Mei dengan satu orang lagi meninggal dunia.