Pemkab Sigi tanam 10.000 pohon per desa cegah banjir-longsor

id pemkab sigi,penanaman pohon,pelestarian lingkungan,bencana sigi,banjir sigi,bupati sigi,mohamad irwan,sigi hijau

Pemkab Sigi  tanam 10.000 pohon per desa cegah banjir-longsor

Bupati Sigi Mohamad Irwan (kanan) bersama Gubernur Sulteng Rusdy Mastura (kiri) (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, memprogramkan penanaman 10.000 pohon per desa sebagai upaya peningkatan kualitas lingkungan dan mencegah banjir bandang serta longsor.

"Penanaman pohon dapat dilakukan oleh desa di titik-titik yang hutannya sudah mulai gundul, lahan kritis, juga di areal perbukitan," ucap Bupati Sigi Mohamad Irwan, di Sigi, Sabtu.

Penanaman 10.000 pohon per desa, dilakukan lewat optimalisasi program "Sigi Hijau", yang dilakukan di titik-titik kritis, seperti kawasan yang telah gundul dan sebagainya.

Penanaman pohon, sebut dia, juga harus dilakukan oleh desa dan pemerintah daerah di daerah aliran sungai, dengan tujuan meningkatkan kualitas DAS, sebagai satu upaya mencegah terjadinya banjir.

Pemerintah Kabupaten Sigi mengakui bahwa daerah itu merupakan satu daerah di Sulawesi Tengah yang rentan banjir bandang, longsor, bahkan gempa bumi dan likuefaksi.

Beberapa wilayah kecamatan di Sigi, tercatat paling rentan dan sering mengalami bencana banjir bandang, seperti wilayah Kecamatan Dolo Selatan, Kecamatan Gumbasa dan Kulawi.

Karena itu, Pemkab Sigi menggagas dan mengoptimalkan program "Sigi Hijau", yang menjadi pendekatan aspek lingkungan, untuk pengurangan risiko bencana dengan metode peningkatan kualitas lingkungan.

"Maka kami minta kepada pemerintah desa agar dalam penggunaan anggaran desa, supaya dapat memprioritaskan mengenai pelestarian lingkungan untuk pengurangan risiko bencana," ujarnya.

Selain mengedepankan pendekatan dari aspek lingkungan, Pemkab Sigi juga gencar meningkatkan kapasitas masyarakat dengan membangun kesiapsiagaan untuk pengurangan risiko bencana.

Di Kabupaten Sigi telah terbentuk beberapa desa tangguh bencana dan forum pengurangan risiko bencana, di dalamnya meliputi peningkatan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana, yang dilakukan dengan melibatkan multipihak, salah satunya lembaga swadaya masyarakat.