Palu (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Palu, Sulawesi Tengah mendorong pemenuhan gizi balita dan ibu hamil dalam rangka mendukung penanganan kasus kekerdilan/stunting di daerah itu.
"Pemenuhan gizi diintervensi dengan bantuan makanan tambahan (BMT) dan pemberian vitamin agar tumbuh kembang anak tidak bermasalah ke depannya," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Palu Indrawati yang dihubungi di Palu, Kamis.
Menurut dia, pemenuhan gizi balita dan ibu hamil yang berpotensi kekurangan energi kronis (KEK) penting terpenuhi, jika tidak dilakukan dengan intervensi BMT, dikhawatirkan bayi yang dilahirkan mengalami kelainan yang dapat memicu kekerdilan.
Kota Palu sebagai salah satu daerah di Sulteng yang menjadi lokus stunting, katanya, mendapat suntikan dana alokasi khusus (DAK) dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan senilai Rp600 juta untuk pemenuhan gizi masyarakat berpotensi KEK.
"Balita 0-12 bulan diintervensi dengan pemenuhan gizi lewat BMT, sedangkan balita 0-6 bulan perlu digenjot dengan pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif. Karena, pemberian ASI sangat membantu tumbuh kembang anak," ujar Indrawati.
Lebih lanjut, Indrawati mengatakan fortifikasi makanan tambahan ibu hamil KEK dilakukan lewat posyandu, begitu juga balita di masing-masing kelurahan yang menjadi lokus penanganan.
Target tahun ini, Pemkot Palu fokus pada 33 kelurahan yang menjadi sasaran, dengan target penurunan angka stunting tahun 2022-2023 dapat ditekan hingga 4 persen.
"Selain pemenuhan gizi, ibu hamil juga perlu dilakukan tes pengukuran lingkar lengan atas di posyandu dengan batas nilai sesuai ketentuan Kemenkes, yaitu 2,35 sentimeter. Jika seorang wanita atau ibu hamil memiliki lingkar lengan atas kurang dari 23,5 sentimeter, dianggap status gizinya kurang dan mengalami KEK," tutur Indrawati.
Ia mengemukakan berdasarkan hasil pendataan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Palu, jumlah balita di daerah itu sekitar 16 ribu dan ibu hamil berpotensi KEK sekitar 7.000 jiwa, sehingga intervensi pemenuhan gizi perlu digenjot dengan melibatkan Puskesmas maupun Posyandu sebagai unit pelayanan langsung kepada warga.
"Kekerdilan anak biasanya di pengaruhi dua faktor, yakni faktor sensitif (kekurangan gizi) dan faktor spesifik (pengaruh lingkungan). Dalam penanganan kasus seperti ini, Dinkes Palu berkolaborasi dengan banyak pihak supaya penanganannya cepat dan tepat," kata Indrawati.
Berita Terkait
Pemerintah RI bangun fondasi ekonomi kuat jadikan Indonesia negara maju
Kamis, 23 November 2023 14:19 Wib
Menkeu: APBN 2024 untuk jaga pertumbuhan dan stabilisasi ekonomi
Kamis, 23 November 2023 12:23 Wib
Dinkes Palu gencarkan pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri
Rabu, 26 Oktober 2022 16:03 Wib
Palu geliatkan pelayanan kesehatan lewat program nakes bergerak
Selasa, 4 Oktober 2022 17:34 Wib
Pemkot Palu gencarkan layanan sebelum hamil cegah kematian ibu-anak
Selasa, 13 September 2022 14:40 Wib
Pemkot Palu intervensi 400 ibu hamil KEK cegah ketengkesan
Jumat, 12 Agustus 2022 5:52 Wib
Kota Palu siap implementasikan revitalisasi posyandu prima
Rabu, 10 Agustus 2022 16:21 Wib
Dinkes Palu membuka layanan pemberian vitamin A kepada 22 ribu balita
Rabu, 10 Agustus 2022 14:42 Wib