1.400 hektare lahan pertanian di Sigi mulai diolah kembali

id Pertanian, Sigi, pemkabsigi, Moh Irwan, padi, hortikultura, irigasi, Sulteng

1.400 hektare lahan pertanian di Sigi mulai diolah kembali

Petani di Kabupaten Sigi menggarap sawah dan menanam padi menggunakan teknologi. ANTARA/Muhammad Hajiji

Sigi, Sulteng (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah menyatakan kurang lebih 1.400 hektare lahan pertanian di kabupaten itu diolah kembali setelah rusak parah akibat gempa.
 
Bupati Sigi Moh Irwan mengemukakan di Sigi Senin mengemukakan, lahan yang diolah kembali seiring dengan perbaikan sistem pengairan irigasi bendungan Gumbasa yang sudah mencapai 48 persen.
 
"Artinya, petani sudah bisa memproduksi ulang komoditas pertanian dengan kembalinya diolah lahan-lahan tersebut," ujar Irwan.
 
Ia menjelaskan, masih ada kurang lebih 6.600 hektare lahan pertanian di Sigi yang hingga kini belum digarap karena sistem irigasi Gumbasa masih dalam tahap rehabilitasi dari total 8.000 hektare lahan produktif terdampak di sejumlah wilayah di antaranya Kecamatan Gumbasa, Tanambulava, Dolo Induk serta Kecamatan Biromaru.
 
Pada tahun 2020, lahan diolah kembali seluas 1.017 hektare, menyusul tahun ini 1.400 hektare. Oleh karena itu, dengan percepatan rehabilitasi jaringan irigasi diharapkan lahan-lahan dulunya produktif bisa digarap kembali agar produktivitas pertanian lebih meningkat.
 
"Pengerjaan irigasi ditangani Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Pengerjaan irigasi gumbasa bagian dari rehabilitasi dan rekonstruksi bencana alam 2018, dan gumbasa sendiri menjadi sistem pengairan utama," kata Irwan menuturkan.
 
Menurut Bupati Sigi, belum optimalnya pengolahan lahan di sejumlah wilayah potensial itu menjadi salah satu kendala bagi pemerintah setempat meningkatkan produksi pertanian dan ekonomi masyarakat, sehingga langkah alternatif saat ini masih mengandalkan lahan-lahan produktif lainnya.
 
Meski begitu, ia tetap optimis petani mampu meningkatkan produktivitas mereka bila mana pekerjaan irigasi Gumbasa selesai 100 persen, dan saat ini Pemkab Sigi mendorong petani beralih ke tanaman hortikultura untuk sementara waktu bagi empat kecamatan yang dilalui rehabilitasi jaringan irigasi, yang sebelumnya mereka konsentrasi pada komoditas tanaman pangan (padi).
 
Pengalihan sementara, untuk memacu ketertinggalan Kabupaten Sigi dalam pencapaian target pertumbuhan ekonomi daerah pascabencana yang mengalami kerugian hingga 11,1 triliun lebih.
 
"Skemanya seperti itu, untuk daerah yang masih bisa dan memang mampu agar terus memproduksi beras, seperti dari daerah Kulawi kemudian sebagian dari Gumbasa, sedangkan daerah lainnya kami dorong untuk tetap berproduksi, namun dengan komoditas yang lain," papar Irwan.
 
Ia menambahkan, Pemkab Sigi juga mendorong sebagian petani terdampak bencana menjalankan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) guna mengejar ketertinggalan pertumbuhan ekonomi daerah.