Pemkot Palu ajak warga manfaatkan pekarangan untuk bercocok tanam

id Pertanian, Pemkotpalu, nur Laila, dinas peryanian,Sulteng

Pemkot Palu ajak warga manfaatkan pekarangan untuk bercocok tanam

Warga merawat tanaman tomat yang ditanam dengan sistem hidroponik di Kelurahan Lolu Utara, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (6/12/2021). Pemerintah setempat terus mendorong warga baik secara perorangan maupun berkelompok untuk melakukan pertanian sistem hidroponik dan diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan selama masa pandemi COVID-19 ini. ANTARA/Basri Marzuki

Palu (ANTARA) -
Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah, mengajak warga khususnya yang tinggal di tengah kota dan tidak memiliki lahan memadai manfaatkan pekarangan untuk bercocok tanam.
 
"Di era ini bercocok tanam bisa memanfaatkan lahan sempit dengan menggunakan berbagai metode dan media tanam," kata Kepala Bidang Ketahanan Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Palu Nur Laila yang dihubungi di Palu, Jumat.
 
Menurut dia, bercocok tanam di pekarangan rumah sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, selain itu juga dapat meminimalisir konsumsi pangan yang terkontaminasi pestisida.
 
Ia menjelaskan salah satu media taman yang digunakan di pekarangan rumah saat ini yakni hidroponik dengan menerapkan teknologi tanpa memerlukan tanah sebagai wadah untuk tumbuhnya tanaman.
 
"Selain itu, teknologi hidroponik ini juga dapat memanfaatkan barang bekas sebagai media tanam terutama tanaman hortikultura seperti buah dan sayur-ayuran, sehingga bisa memenuhi kebutuhan pangan keluarga," ucap Laila.
 
Ia memaparkan lahan persawahan di kota Palu terus menyusut dengan luas lahan saat ini seluas 70 hektare tersebar di sejumlah kecamatan karena dipicu oleh alih fungsi lahan masyarakat untuk pembangunan perumahan.

Pemkot Palu melalui instansi teknis, kata dia, tetap berupaya mempertahankan lahan produktif petani yang ada agar tidak di alih fungsikan.
 
"Oleh karena itu, pemanfaatan pekarangan rumah menjadi salah satu solusi agar warga mudah mendapatkan bahan pangan, terutama untuk konsumsi keluarga. Kalau untuk menambah penghasilan, lebih baik lagi," ujar Laila.
 
Selain untuk pemenuhan konsumsi dengan bercocok tanam di rumah juga memiliki manfaat terhadap lingkungan, meskipun komoditas ditanam bukan jenis pepohonan.
 
"Warga yang tinggal di kawasan pemukiman padat penduduk, sangat cocok menerapkan pola ini karena selain itu biaya produksi relatif rendah, juga sekaligus menghijaukan lingkungan agar udara sekitar lebih sejuk," demikian Laila.