Pemkab Sigi dorong petani pelajari informasi cuaca-iklim dari BMKG

id petani sigi,pertanian sigi,pemkab sigi,dinas pertanian sigi,rahmat iqbal,bmkg

Pemkab Sigi  dorong petani pelajari informasi cuaca-iklim dari BMKG

Salah satu petani di Kecamatan Sigi Biromaru, sedang memeriksa tanaman cabai di lahan pertaniannya. ANTARA/Muhammad Hajiji

Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mendorong petani agar mempelajari informasi perkembangan cuaca dan perubahan iklim yang bersumber dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), agar petani bisa melakukan antisipasi dalam kegiatan bercocok tanam.

"Perubahan iklim dan perkembangan perubahan cuaca, cenderung mendorong petani agar berhati-hati melakukan kegiatan bercocok tanam, agar tanaman yang ditanam tidak gagal panen," kata Kepala Dinas Pertanian, Hortikultura, dan Kehutanan Kabupaten Sigi, Rahmat Iqbal, dalam dialog di Sigi, Kamis.

Misalnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan pada Kamis ini akan ada hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang melanda sejumlah daerah di Indonesia, yang berpotensi terjadi di Aceh, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Yogyakarta.

Cuaca serupa juga diprakirakan terjadi di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Rahmat Iqbal mengatakan petani harus berhati-hati dalam memilih varietas jenis tanaman yang akan ditanam, dengan melihat periode musim penghujan dan perubahan iklim ini.

Ia menyebut menyikapi perubahan iklim dan perubahan cuaca, maka pihaknya menyiapkan tiga konsep meliputi langkah antisipasi yaitu, mendorong petani agar mempelajari perkembangan cuaca dan perubahan iklim yang telah dikaji oleh BMKG.

"Misalnya, kapan tepatnya hujan dan kapan tepatnya musim kemarau, ini penting dipelajari," kata dia.

Kemudian, membangun mitigasi salah satunya yaitu mengendalikan dan menyiapkan langkah strategis seperti penyiapan embung-embung di lahan-lahan pertanian, sehingga petani tidak kesulitan air, ketika musim kemarau.

"Terakhir yaitu adaptasi, yaitu bagaimana petani mampu beradaptasi dengan perubahan cuaca dan perubahan iklim yang terjadi, serta menyiapkan langkah-langkah strategisnya," ujar dia.
Kepala Dinas Pertanian, Hortikultura, dan Kehutanan Kabupaten Sigi, Rahmat Iqbal (kanan) dalam dialog bincang asyik (bisik), di Sigi, Kamis. (ANTARA/Muhammad Hajiji)