Pemkab Parimo Minta Rawat Kerukunan Umat Beragama

id Parigi Moutong, Kerukunan Umat

Pemkab Parimo Minta Rawat Kerukunan Umat Beragama

Sekda Parigi Moutong H Ekka Pontoh SH,MH membuka Konsolidasi Pelayanan Penggembalaan (KPP) Rayon II GPdI di Gereja Pantekosta Kecamatan Moutong, Selasa (23/2). (humaspemda)

Ekka Pontoh : "Kita tidak ingin peristiwa konflik sosial di Kecamatan Palasa beberapa waktu lalu terjadi kembali. Seluruh pemuka agama Kristiani harus bisa mengimbau jemaatnya menahan diri dan jangan terprovoksi oleh isu-isu yang memecah belah persat
Moutong (antarasulteng.com) - Sekretaris Daerah Kabupaten Parigi Moutong Ekka Pontoh meminta seluruh pemuka agama di daerah itu mengimbau umatnya tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang dapat memecah belah persatuan antarumat beragama yang sudah terjalin baik selama ini.

Hal itu disampaikan Ekka mewakili Bupati Syamsurizal Tombolotutu ketika membuka Konsolidasi Pelayanan Penggembalaan (KPP) Rayon II Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) di Gereja Pantekosta, Kecamatan Moutong, Selasa (23/2).

Peserta KKP tersebut terdiri dari para pendeta Gereja Pantekosta di Indonesia di Kabupaten Parigi Moutong dan wilayah pantai barat Kabupaten Donggala.

Jumlah Pendeta atau gembala gembala Gereja Pantekosta di Indonesia di Kabupaten Parimo berjumlah 66 dan jumlah jemaat sebanyak 600 jiwa tersebar di Kecamatan Moutong, Tomini, Tinombo, Kasimbar, Parigi dan Sausu.

"Kita tidak ingin peristiwa konflik sosial di Kecamatan Palasa beberapa waktu lalu terjadi kembali. Seluruh pemuka agama Kristiani harus bisa mengimbau jemaatnya menahan diri dan jangan terprovoksi oleh isu-isu yang memecah belah persatuan dan kesatuan antarumat beragama yang sudah terjalin baik selama ini," imbaunya.

Menurut Ekka, peristiwa yang terjadi di Palasa bukan konflik antarumat bergama melainkan hanya kesalahpahaman individu. Sehari setelah kejadian itu telah dilakukan perdamaian. Pemda saat ini sudah menginventarisir segala kerusakan yang ada untuk segera dibenahi. Provokator dari insiden itu juga sudah diketahui. "Kita selama ini bersaudara," ujarnya.

Ekka mengatakan, Gereja Pantekosta di Indonesia merupakan salah satu lembaga Gereja Kristen Protestan, salah satu denominasi Pantekosta terbesar di Indonesia.

Pengembangan tugas dan tanggung jawab Penggembalaan Gereja di tengah berbagai pertumbuhan Gereja bukanlah hal yang mudah, sehingga sangat diperlukan dasar pengakuan iman sehingga dengan demikian pelayanan penggembalaan gereja tetap terpelihara dari berbagai pengaruh yang tidak tepat dan amanat Tuhan dapat dijalankan dengan murni dan penuh rasa tanggung jawab.

Ekka mengatakan pertumbuhan gereja saat ini sangat dibutuhkan metode-metode dengan unsur yang besifat fundamental terutama dokrin yang mampu mengerahkan seluruh warga jemaat untuk aktif dalam pelayanan sehingga kegiatan ibadah dapat dilakukan dengan rutin.

Ia mengimbau seluruh pengawas jemaat gereja kiranya mengembang tugas pelayanan sesuai panggilan Tuhan serta wajib memenuhi segala ketentuan organisasi serta menunaikan tugas pelayanannya dengan rasa tanggung jawab dan penuh kasih, setia dan rela berkorban.

"Saya berharap kegiatan ini dapat dijadikan ajang silahturahmi antarwarga jemaat gereja dengan memaksimalkan pelayanan jemaat gereja demi mencapai tujuan kegiatan dalam organisasi," katanya.

Sementara Pdt YA Moniaga STh dalam sambutannya mengatakan, penyelenggaraan KKP rayon II adalah konsolidasi pelayanan penggembalaan. Kegiatan ini bermuara pada kekuatan dan paneguhan prinsip dan hidup para hamba Tuhan yang sedang mengemban tugas.

"Dengan konsolidasi jilid II ini saya berharap kepada semua peserta kembali dengan semangat untuk terus berjuang menjadi tugas pelayanan membina masyarakat  untuk bisa hidup berdampingan dengan masyarakat lainnya dan menjadi mitra kerja pemerintah mendukung program-program Pemerintah yang sudah dicanangkan," ujarnya.

Ia juga memberikan apresiasi kepada Pemkab Parimo atas tercapainya suatu kesepakatan perdamaian yang terjadi di Palasa. Dirinya berharap kejadian itu tidak terulang kembali.(humas/R077)