Rumah Sakit Moutong Masih Serba Kekurangan

id Parimo, Rumah Sakit

Rumah Sakit Moutong Masih Serba Kekurangan

TINJAU RS MOUTONG - Sekda Parimo H Ekka Pontoh SH MH meninjau kondisi Rumah Sakit Pratama Moutong, Selasa (23/2). (humaspemda)

"Sebenarnya tenaga ini sudah ada di Parigi, tapi mereka tidak mau ke rumah sakit Moutong karena gajinya tidak sesuai, mengingat Moutong yang cukup jauh dari Kabupaten," kata Komang.
Moutong (antarasulteng.com) - Sejak diresmikan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola pada 22 Januari 2016, Rumah Sakit Pratama Moutong, Parigi Moutong belum menunjukan perubahan terutama dari ketersediaan fasilitas dan ketersediaan obat-obatan.

Dokter umum di rumah sakit itu, dr Komang Jana Nugraha mengatakan Salah satu yang sering dikeluhkan petugas medis adalah kurangnya obat-obat 'emergency' dasar.   

Karena kekurangan tersebut para dokter dan pegawai terpaksa mengumpulkan uang membeli sejumlah obat emergency yang dibutuhkan. Pasalnya banyak pasien yang hendak berobat ke rumah sakit itu tapi obat-obatan yang dibutuhkan tidak tersedia.

"Obat emergency dasar ini sangat dibutuhkan pak, tapi itu tidak tersedia," kata Komang di hadapan Sekda Parigi Moutong Ekka Pontoh, di Desa Salumpengut, Moutong, Selasa (22/2).

Rumah sakit itu juga belum bisa melayani pasien rawat inap karena belum ada kerjasama dengan BPJS sehingga pasien yang datang berobat membayar tunai. Sejak diresmikan rumah sakit itu telah melayani sekitar 220 pasien.

Selain ketersediaan obat dan peralatan, rumah sakit itu juga masih kekurangan sumber daya manusia, sehingga banyak peralatan seperti poli gigi, laboratorium dan radiografer belum bisa difungsikan.

"Sebenarnya tenaga ini sudah ada di Parigi, tapi mereka tidak mau ke rumah sakit Moutong karena gajinya tidak sesuai, mengingat Moutong yang cukup jauh dari Kabupaten," kata Komang.

Saat ini satu perawat masih bisa melayani enam pasien. Namun, jika kerjasama dengan BPJS sudah berjalan maka jumlah tenaga medis harus ditambah.

Sebenarnya, kata Komang, bangunan rumah sakit tidak perlu terlalu bagus, yang penting pelayanan dasar kepada masyarakat terpenuhi.  Selain itu kata dia, rumah sakit itu juga belum dilengkapi ambulance yang memadai.

"Ada ambulance satu unit, tapi kondisinya tidak memungkinkan lagi, baru dipakai antar pasien sudah mogok. Lampunya juga cuma sebelah yang hidup. Makanya kami perlu ambulance," kata Komang.

Ia juga meminta agar Pemkab Parimo memikirkan pasokan listrik dan sambungan telepon ke rumah sakit itu. Daya listrik yang tersedia saat ini masih sangat kurang, sehingga perlu ditambah.

"Demikian juga sambungan telepon belum ada, sehingga tidak ada koneksi internet. Padahal banyak surat yang perlu diemail," ungkapnya.

Ia berharap Pemkab Parimo segera mengatasi persoalan itu, sehingga pelayanan kesehatan kepada masyarakat bisa berjalan sebagaimana mestinya.

Sekda Parimo, Ekka Pontoh mengaku akan segera memanggil Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Parimo untuk menginventarisir hal mendasar yang dibutuhkan di rumah sakit itu.
"Saya minta semuanya layani pasien dengan baik. Soal apa yang masih kurang akan segera kita carikan solusi," katanya. (humas/R077)