Pengungsi anak-anak Simpang Timbo Abu Talamau belajar baca Alquran

id Pengungsi

Pengungsi anak-anak Simpang Timbo Abu Talamau belajar baca Alquran

Trauma healing ala dermawan atau yayasan Muslim Asia peduli gempa di posko pengungsian Simpang Timbo Abu Kecamatan Talamau Pasaman Barat dengan mengajarkan anak-anak membaca ayat suci Alquran dengan ceria. ANTARA/dokumentasi 

Simpang Empat,- (ANTARA) - Beragam cara dilakukan untuk menghilangkan trauma anak di tempat pengungsian di Simpang Timbo Abu Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat di antaranya dengan mengumpulkan anak-anak dan mengajarkan membaca Alquran di lokasi pengungsian.

"Kegiatan ini salah satu upaya untuk menghibur anak-anak korban gempa. Dengan membaca Alquran, surat pendek dan Alfatihah dengan penyampaian yang ceria," kata pengajar dari relawan Yayasan Muslim Asia atau AMCF (Asia Muslim Charity Foundation) Muhammad Ali di lokasi pengungsian, Minggu.

Menurutnya kegiatan ini baru perdana dilakukan dan mendapat sambutan baik dari anak-anak dan orang tua yang mengungsi di tenda darurat itu.

Puluhan anak-anak mengikuti pengajian bersama dengan melantunkan ayat-ayat suci Alquran dan surat-surat pendek seperti Alfatihah dan surat Al Ikhlas.

Saat kegiatan berlangsung, anak-anak korban gempa terlihat ceria dan bersemangat mengikuti arahan pembimbing.

Ada yang serius mengikuti dengan memegang Alquran dan ada pula yang bermain-main namun tetap mendengarkan arahan pembimbing.

"Intinya kita ingin mengajarkan anak-anak membaca Alquran dengan cara penyampaian yang ceria. Bagaimana anak-anak menghilangkan trauma pasca gempa," sebutnya.

Salah seorang anak yang ikut pengungsian Dika (14) mengatakan sangat antusias mengikuti pengajian yang diadakan oleh relawan di posko pengungsian itu.

"Iya pak, sangat baik dan cukup menghibur, sambil menambah hafalan ayat pendek Alquran," katanya.

Ketua Pemuda Simpang Timbo Abu, Dodi mengatakan pengungsi hingga saat ini masih bertahan di tenda pengungsian.

"Ada sekitar 56 tenda dengan 130 kepala keluarga pengungsi yang masih bertahan. Anak-anak sekitar 107 orang, 17 orang bayi dan ibu hamil 4 orang," katanya.

Untuk kebutuhan logistik pengungsi sudah terpenuhi hingga saat ini baik dari bantuan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan sumbangan para dermawan.