Sulawesi Tengah dukung program perkampungan industri pangan

id Pangan, hortikultura, tanaman pangan, pertanian, Pemprov, Sulteng, Nelson Metubun,Petani

Sulawesi Tengah  dukung program perkampungan industri pangan

Ilustrasi- Petani di Sigi mulai menggunakan teknologi untuk menanam padi sawah. ANTARA/Muhammad Hajiji

Palu (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mendukung program nasional perkampungan industri pangan atau food estate dalam rangka meningkatkan produksi pertanian menuju kemandirian pangan.
 
"Dua kabupaten kami dorong sebagai pengembangan perkampungan industri pangan yakni Kabupaten Poso dan Kabupaten Buol dengan luas lahan 3.358 hektare," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulteng Nelson Metubun di hubungi di Palu, Jumat.
 
Ia menjelaskan, pengembangan program tersebut menggunakan konsep pertanian terintegrasi antara tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan dalam kawasan tertentu.
 
Meski dua kabupaten menjadi lokus, namun Pemerintah Daerah (Pemda) setempat tetap mendorong daerah sentra pangan untuk meningkatkan produktivitas pertanian melalui inovasi.
 
"Daerah sentra pangan kami dorong menggunakan program Indeks Pertanaman 400 (IP400), yang mana kegiatan tanam dan panen empat kali dalam setahun," katanya.
 
Pada sektor tanaman pangan katanya, Pemprov Sulteng melalui anggaran pendapatan dan belanja negara 2022 dialokasikan komoditas padi inbrida 11.193 hektare, lalu model pertanaman IP400 8.807 hektare, padi lahan kering 2.000 hektare, padi biofortifikasi 200 hektare, padi sehat 1.500 hektare.
 
Sedangkan untuk komoditas jagung yang dialokasikan melalui anggaran daerah, jagung varietas hibrida 1.364 hektare dan varietas komposit 450 hektare.
 
Menurut dia, program prioritas Kementerian Pertanian (Kementan) merupakan inovasi baru yang mengharuskan petani mampu beradaptasi dan membiasakan diri terhadap kebiasaan baru, mengingat pengadaan baru lahan tidak memungkinkan, sehingga alternatif dilakukan pemerintah menggenjot produktivitas agar ketahanan pangan dalam negeri lebih meningkat.
 
"Begitu pun penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan), petani juga harus mampu menguasai penggunaan, sebab ke depan pengolahan pertanian menggunakan teknologi," ujar Nelson.