BMKG: Gempa magnitudo 5,8 di Biak Numfor tidak berpotensi tsunami

id BMKG ,Gempa bumi ,Papua,Biak Numfor

BMKG:  Gempa magnitudo 5,8 di Biak Numfor tidak berpotensi tsunami

Tangkapan layar peta pusat gempa dengan magnitudo 5,8 yang terjadi di timur laut Kepulauan Yapen, Proviinsi Papua, Ahad (17/4/2022) siang. (FOTO ANTARA/HO-BMKG)

Jakarta (ANTARA) -
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa gempa bumi tektonik magnitudo 5,8 di Biak Numfor, Provinsi Papua tidak berpotensi tsunami.

 

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Ahad.

 

Ia menambahkan, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo magnitudo 5,5. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1,39 Lintang Selatan, 136,99 Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 39 Km arah timur Aimando Padaido, Biak Numfor, Papua pada kedalaman 35 km.

 

Ia mengemukakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi.

 

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," katanya.

 

Ia menambahkan, gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Serui dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).

 

Gempa bumi juga dirasakan di daerah Biak dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

 

Bambang juga menyampaikan hingga pukul 13.20 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo 3,8.

 

Ia mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

 

Masyarakat juga diimbau agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

 

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," demikian Bambang Setiyo Prayitno .