Program Intensifikasi Tingkatkan Produksi Petani Sigi

id kakao

Program Intensifikasi Tingkatkan Produksi Petani Sigi

Huber Supari, petani asal Desa Lembantongoa, Kabupaten Sigi (Sulteng) Foto Anas Masa

Sigi, Sulteng, (antarsulteng.com) - Sejumlah petani di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mengatakan program intensifikasi perkebunan kakao berhasil meningkatkan produksi komoditas ekspor dari daerah itu.

"Program tersebut benar-benar sangat menguntungkan petani," kata Huber Supari, salah seorang pengurus Kelompok Tani Imanuel, Desa Lembantongoa, Kabupaten Sigi, Minggu.

Ia mengatakan ada sekitar 14 kelompok tani di desanya yang mendapat bantuan berbagai sarana produksi (saprodi) di antaranya pupuk dan obat-obatan yang selama ini sangat dibutuhkan petani.

Dalam dua tahun terakhir ini, petani di seluruh Kabupaten Sigi banyak mendapatkan bantuan melalui program intensifikasi yang dicanangkan pemerintah pusat dan daerah.

Berbagai bantuan yang diberikan pemerintah melalui Dinas Perkebunan untuk petani di Desa Lembantongoa antara lain pupuk NPK, perangkap hama (attractant/feromone), tangki penyemprot, gunting galah, fungsisida (pembasmi hama buah) dan insektisida.

Ia mengatakan semua bantuan tersebut diterima masing-masing anggota petani yang tergabung dalam kelompok tani dan penyaluran bantuan untuk para petani kakao dilakukan lewat kelompok tani.

"Jadi kalau tidak masuk kelompok tani, dipastikan tidak mendapatkan bantuan dimaksud," kata dia.

Ia mengaku bahwa di Desa Lembantongoa tidak semua petani masuk dalam kelompok tani. Padahal masuk kelompok tani sangat menguntungkan karena bantuan-bantuan dari pemerintah untuk petani disalurkan lewat wadah itu dan pemerintah juga terus membina kelembagaan kelompok tani.

Hal senada juga disampaikan Zakeus, salah seorang anggota kelompok tani di desa itu bahwa program intensifikasi perkebunan kakao yang telah dilakukan dalam kurun dua tahun ini cukup berhasil.

Petani di desa itu, kata dia, sangat terbantu dengan program dimaksud karena hasil panen kakao terus meningkat.

Tanaman kakao yang dipupuk berbuah banyak dan tidak mudah terserang hama PBK. Jika buah kakao terserang hama PBK, buahnya langsung menjadi hitam dan busuk.

Kabupaten Sigi merupakan salah satu daerah penghasil kakao di Sulteng. Harga biji kakao kering di tingkat pengumpul saat ini berkisar Rp32.000/kg.

Selain kakao, petani di Sigi juga gencar mengembangkan tanaman kopi karena kondisi tanah dan iklimnya sangat mendukung.

Dinas Perkebunan Sulawesi Tengah menyebutkan pada tahun 2015 melakukan intensifikasi perkebunan kakao rakyat seluas 24.700 hektare yang tersebar di sembilan kabupaten di provinsi itu.

Kabupaten Sigi mendapat alokasi terluas yakni 7.150 hektare karena lokasinya dekat dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kota Palu yang akan menjadi lokasi industri pengolahan kakao.(BK03)