MUI berduka cita atas tragedi pembunuhan Jurnalis Shireen Abu Akleh

id mui,kematian wartawan,zionis israel,Shireen Abu Akleh

MUI berduka cita  atas tragedi pembunuhan Jurnalis Shireen Abu Akleh

Seorang jurnalis Lebanon memegang foto reporter Al Jazeera Shireen Abu Akleh, yang terbunuh dalam serangan Israel di Jenin di Tepi Barat yang diduduki, untuk mengekspresikan solidaritas, di depan gedung PBB di Beirut, Lebanon, 11 Mei 2022. (ANTARA/Reuters/ Mohamed Azakir/as)

Jakarta (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan duka cita secara mendalam atas tragedi pembunuhan terhadap wartawati senior al-Jazeerah, Shireen Abu Akleh oleh aparat zionis Israel.



“Berduka cita, Inna lillahi wa inna ilaihi rajioun. Berduka mendalam atas tragedi pembunuhan terhadap wartawati senior al-Jazeera oleh aparat Zionios Israel,” ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.



Sudarnoto mengatakan aparat zionis Israel dan kelompok-kelompok Yahudi ekstrim secara terus menerus menggencarkan teror terhadap masyarakat, tak kurang terhadap kalangan jurnalis.



“Kasus ditembaknya Shireen adalah salah satu bukti konkrit dan tak terbantahkan teror dilakukan terhadap jurnalis. Sebagaimana kelompok teroris pada umumnya, teror zionis ini disamping dimaksudkan untuk menimbulkan rasa takut kepada masyarakat, membungkam suara yang membela perjuangan Palestina sebagaimana yang selama ini ditunjukkan oleh Shireen melalui al-Jazeera, sekaligus juga memperlemah dan menundukkan perjuangan Palestina,” kata dia.



Tujuan akhirnya, lanjut dia, adalah menguasai seluruh wilayah Palestina.



Pembunuhan keji ini akan besar kemungkinan menyasar ke segmen masyarakat lain, bisa tokoh agama, ulama, wartawan, intelektual, aktivis kemanusiaan dan siapapun juga, kata dia.



Sudarnoto mengatakan, pembunuhan terhadap Shireen adalah kelanjutan dari misi pembunuhan yang dilakukan terhadap banyak tokoh Palestina dan juga kepada warga Palestina lainnya.



“Ini adalah semacam upacara yang dimaksudkan untuk memperkuat semangat dan mengisi hari yang mereka klaim sebagai kemerdekaan Israel tanggal 14 Mei. Pada tanggal itu bendera Stars of David akan dikibar-kibarkan di mana-mana dan akan memicu dan mengekskalasi pertentangan keras, apalagi 15 Mei adalah hari penting Palestina sebagai Yaum an-Nakbah,” kata dia.



Diperkirakan tindakan kekerasan dan kejahatan Zionis akan semakin meningkat di beberapa hari ke depan ini, ujar dia.



“Perlu langkah-langkah cepat membangun aliansi tokoh lintas agama dan bangsa, jurnalis, intelektual, aktivis kemanusiaan dan HAM, politisi, kaum profesional dan bahkan kaum terpelajar lainnya termasuk mahasiswa untuk mendesak agar Israel diberi sanksi internasional,” ujar Sudarnoto.



Melawan Israel dan membela Palestina adalah membela kemanusiaan universal, membela kedaulatan dan keadilan dan membela kesucian agama apapun. Khusus bagi umat Islam, perjuangan membela bangsa Palestina dan eksistensi Masjid al-Aqsho adalah panggilan agama dan sekaligus kemanusiaan yang sifatnya abadi sepanjang Israel masih menjajah.



Ia mengatakan kematian Shireen Abu Akleh memang takdir Allah, akan tetapi pembunuhan terhadap Shireen adalah sebuah kejahatan dan kebiadaban yang tidak boleh dibiarkan. Pelaku dan pemerintah Israel harus bertanggung jawab. Duka terhadap Shireen adalah duka kemanusiaan.



“Kepada tokoh dan masyarakat (diaspora) Yahudi baik di Indonesia maupun di negara-negara lain diserukan agar secara sendiri maupun bersama dengan masyarakat lainnya memberikan empati mengintensifkan dukungan kepada perjuangan rakyat dan bangsa Palestina sekaligus mengecam tindakan jahat zionis,” ujar Sudarnoto.