Mekkah (ANTARA) - Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI Budi Sylvana mengimbau jamaah untuk beristirahat menjelang puncak haji di Arafah, Muzdhallifah dan Mina (Armuzna) karena saat ini memasuki periode kritis haji
"Kami minta jamaah paling tidak tiga hari menjelang Armuzna perbanyak istirahat di hotel. karena apa, tubuh butuh istirahat dulu sebelum memasuki Armuzna," kata Budi di Mekkah, Rabu.
Di Armuzna butuh kesiapan fisik yang sangat dominan kuat,jamaah juga terus diingatkan untuk banyak minum karena cuaca
"Perbanyak minum jangan tunggu haus. gunakan alat pelindung diri seperti payung, pelembab agar terjaga. Pakai kacamata biar mata tetap sehat," katanya.
Paling penting bagi jamaah yang punya komorbid (penyakit penyerta) untuk memberi tahu petugas dan jangan lupa minum obat jangan sampai lalai, terutama yang punya komorbid jantung.
Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Mekkah melakukan skrining ulang terhadap semua jamaah calon haji di Tanah Suci terutama yang berisiko tinggi (risti) agar semua jamaah sewaktu memasuki kritikal periode Armuzna mereka betul-betul siap melakukan ibadah.
Bagi yang dinyatakan secara medis kurang memenuhi syarat untuk melakukan ritual Armuzna, mereka akan disafariwukufkan.
Hal senada anggota tim dokter Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah, Mohammad Rizki Akbar juga mengimbau jamaah calon haji Indonesia untuk berhati-hati jika beraktivitas fisik terlalu berat karena dapat menyebabkan kekambuhan penyakit jantung.
"Ada kesamaan pemicu yang menyebabkan kekambuhan penyakit jantung dari kedua kelompok pasien, yaitu aktivitas fisik yang terlalu berat," kata Rizki di Mekkah, Rabu.
Dia menyampaikan sedikitnya melayani 10 pasien penyakit jantung di pelayanan rawat jalan KKHI Mekkah setiap harinya.
Secara umum, jamaah yang menjalani pemeriksaan sudah memiliki riwayat penyakit jantung sejak di Indonesia. Namun ada juga kelompok pasien yang sebelumnya tidak mengetahui bahwa mereka punya penyakit jantung, katanya.
Selain aktivitas fisik yang terlalu berat, alpa mengonsumsi obat secara rutin pun dapat memicu kondisi yang tidak diharapkan pada kelompok yang memiliki riwayat penyakit jantung.
"Yang sebelumnya tidak mengetahui punya penyakit jantung, karena dipicu ibadah fisik yang cukup berat, muncul baik dalam bentuk keluhan nyeri dada maupun keluhan sesak nafas," ujar Rizki.
Selain aktivitas fisik, umumnya pasien sudah memiliki faktor risiko yang dapat menjadi pemicu, ditambah dengan cuaca yang ekstrem di Arab Saudi.
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya kelainan jantung. Jika jamaah dengan aktivitas yang tinggi dan tidak dikontrol obat-obatan, tekanan darahnya dapat naik dengan cepat sehingga bisa memicu munculnya kelainan jantung, tambah Rizki.
Ia mengingatkan agar jamaah haji mengetahui batas kemampuan fisik diri sendiri, mengingat ibadah haji merupakan ibadah yang melibatkan aktivitas fisik yang berat. Selain itu jamaah juga diminta untuk minum obat rutin tepat waktu.
"Setiap jamaah yang kemudian merasakan adanya keluhan sebaiknya langsung sampaikan kepada dokter kloternya untuk dievaluasi apakah ada masalah dengan kondisi kesehatannya," ucapnya.
Gejala yang patut diwaspadai antara lain merasa sesak napas,mudah lelah saat beraktivitas, atau biasanya ditandai dengan adanya bengkak di tungkai kaki, adanya keluhan nyeri di dada serta dada berdebar.
Berita Terkait
Kemenag Balut dan Imigrasi permudah pembuatan paspor calon haji
Sabtu, 9 November 2024 12:40 Wib
Kemenag Sulteng buka pendaftaran seleksi petugas haji tahun 2025
Rabu, 6 November 2024 21:27 Wib
Disebut masuk kabinet karena Haji Isam, Mentan: Saya profesional
Rabu, 23 Oktober 2024 14:13 Wib
Presiden Prabowo ingin buat perkampungan khusus jamaah Indonesia di Tanah Suci
Selasa, 22 Oktober 2024 15:38 Wib
366 alat berat telah sandar di Merauke dukung cetak 1 juta hektare sawah di Papua Selatan
Rabu, 2 Oktober 2024 20:57 Wib
Pansus Haji gelar agenda RDPU sekaligus panggil Menag
Senin, 23 September 2024 10:54 Wib
UIN Datokarama Palu puji Kemenag atas capaian indeks kepuasan haji 2024
Jumat, 20 September 2024 19:00 Wib
Cetak biru transformasi dan revolusi manajemen haji
Selasa, 13 Agustus 2024 8:53 Wib