Dewas: RRI harus jadi "denyut nadi" kehidupan masyarakat

id rri,RRI Palu,Dewas RRI

Dewas: RRI harus jadi "denyut nadi" kehidupan masyarakat

Direktur Program dan Produksi LPP RRI Mistam (kiri) menyaksikan serah terima jabagan Kepala LPP RRI Palu dari Ruslan Irianto (kedua kiri) kepada Raden Muhammad Yusridarto (kedua kanan) di Palu, Selasa (4/10/2022). ANTARA/L. Masrafi

Palu (ANTARA) - Anggota Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (Dewas LPP RRI) Muhammad Kusnaeni mengatakan RRI harus mampu merepresentasikan apa yang menjadi denyut nadi kehidupan masyarakat dalam menyampaikan informasi kepada publik.

"Jadi teman-teman (karyawan RRI) tidak hanya sekadar bersiaran, tetapi harus bisa menangkap apa yang menjadi perasaan, kebutuhan dan harapan masyarakat," kata Kusnaeni saat memberikan sambutan pada acara serah terima jabatan Kepala LPP RRI Palu di Palu, Selasa.

Acara serah terima jabatan Kepala RRI Palu dari Ruslan Irianto yang telah memasuki masa purna bakti kepada Raden Muhammad Yusridarto, disaksikan Direktur Program dan Produksi LPP RRI Mistam, serta dihadiri sejumlah pejabat instansi vertikal dan daerah serta para angkasawan RRI Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Sementara itu Direktur Program dan Produksi LPP RRI, Mistam mengajak semua pihak untuk menjadikan RRI sebagai 'rumah' rakyat Indonesia guna melakukan pencerahan dan mengedukasi masyarakat.

Di era transformasi digital saat ini, kata Mistam, RRI telah mengembangkan platfom yang lebih adaptif, tidak hanya sebatas audio, tetapi juga visual, sehingga dengan platform ini akan menjadi media tempat pertemuan yang dapat mengajak semua pihak untuk menemukan dan memecahkan masalah.

Mistam juga menegaskan bahwa tugas LPP RRI adalah mengawal konstitusi NKRI, UUD 1945 dan Pancasila, serta segala produk hukum, termasuk produk hukum dan identitas daerah.

Ia menitipkan pesan kepada pejabat Kepala LPP RRI Palu agar selain membangun kolaborasi dan inovasi dengan berbagai pihak di Sulawesi Tengah, juga perlu membangun orkestrasi di lingkup internal, sehingga karyawan RRI bisa memiliki hubungan, masa depan yang lebih dan bertanggung jawab.

"RRI sangat membutuhkan tenaga ahli di bidang broadcaster, jurnalis. Ini yang harus diasah setiap hari sehingga kawan-kawan punya 'dream' menjadi 'leader'. Karyawan tidak hanya duduk diam, tetapi membangun kolaborasi dan inovasi bersama pemerintah daerah di Sulawesi Tengah," ujarnya.

Menurut dia, RRI harus membangun kolaborasi dan inovasi dengan mengajak semua pihak di daerah ini untuk menggunakan program siaran, baik Programa satu (Pro1), Pro2, Pro3 maupun Pro4.

"Terutama Pro4 yang mengangkat khasanah budaya dengan menggunakan bahasa lokal, sehingga RRI dekat dengan  masyarakat lokal," ujarnya.

Khusus di Sulteng, menurut Mistam, banyak konten yang bisa digali untuk menjadi viral. "Saya yakini jika RRI menggali konten yang belum digali media lain untuk jadi feature atau dokumenter, akan menjadi viral," ujarnya.