BPBD Palu bentuk TRC terpadu antisipasi ancaman hidrometeorologi

id Bpbdpalu, Pemkotpalu, kebencanaan, bencana, hidrometeorologi, sulteng

BPBD Palu  bentuk TRC terpadu antisipasi ancaman hidrometeorologi

Awan hitam menyelimuti langit di kawasan Kelurahan Duyu, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (31/7/2022). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat memperingatkan kewaspadaan pada bencana hidrometeorologi di sejumlah daerah di wilayah itu seperti angin kencang, gelombang tinggi dan hujan lebat yang dapat mengakibatkan banjir dan longsor. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/wsj. (ANTARA FOTO/BASRI MARZUKI)

Palu (ANTARA) -
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu, Sulawesi Tengah telah membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) terpadu lintas sektor sebagai upaya antisipasi potensi dan dampak ditimbulkan bencana hidrometeorologi.
 
"Tim terpadu yang kami bentuk komplit, dari unsur pemerintah daerah, instansi vertikal, TNI/Polri maupun organisasi dan lembaga non-pemerintahan dengan satu persepsi untuk visi membantu kemanusiaan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Palu, Bambang di Palu, Jumat.
 
Ia menjelaskan, setiap bencana memiliki eskalasi berbeda sehingga dalam penanganan perlu dilakukan dengan strategi-strategi yang matang. Karena itu, dengan pelibatan berbagai pihak dalam satu wadah maka koordinasi antarlembaga semakin kuat dalam melakukan suatu tindakan.
 
Disebutkannya bahwa kebencanaan khususnya ancaman hidrometeorologi terbagi beberapa tahapan, pertama status siaga yang mana tahap ini menjadi tanggung jawab BPBD dalam melakukan pemantauan 1x24 jam mengamati semua situasi dan kondisi yang berpotensi menimbulkan dampak dengan salah satu barometer memanfaatkan peringatan dini cuaca dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
 
Lalu, kedua, status waspada dan awas yang masing-masing memiliki tingkat kerentanan, sehingga dalam penanganan diperlukan kerja-kerja simultan.
 
"Melalui TRC penanganan bencana terpadu ini kekuatan secara manajemen dalam upaya penanggulangan lebih cepat dan terarah," ucap Bambang.

Dikemukakannya, TRC terpadu tidak hanya melakukan langkah penanganan, namun pencegahan juga upaya strategis salah satunya edukasi kepada masyarakat melalui penguatan mitigasi secara teori maupun simulasi lapangan. Sebab, bencana tidak bisa ditebak kapan akan terjadi, namun tanda-tanda alam dapat memberikan sinyal untuk meningkatkan kewaspadaan diri.

"Masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) punya TRC. Wadah yang kami bangun ini untuk menyamakan persepsi serta penguatan masing-masing tugas pada bidang kebencanaan," katanya.

Menurut BPBD setempat, bencana banjir biasanya tidak terlepas dari latar belakang sejarahnya, salah satu contoh kawasan hilir atau muara Sungai Palu, setiap tahun terjadi luapan hingga merendam pemukiman warga.
 
"Situasi-situasi seperti ini tidak bisa kita hindari. Oleh karena itu dibutuhkan kesigapan dalam menyikapi setiap ancaman bencana supaya pada suatu peristiwa tidak menimbulkan korban jiwa," demikian Bambang.


 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Antisipasi ancaman hidrometeorologi, Palu bentuk TRC terpadu