Bulog pastikan cadangan pangan di Sulteng stabil hingga 2023

id Ekonomi

Bulog pastikan cadangan pangan di Sulteng  stabil hingga 2023

ARSIP- Kepala Perum Bulog wilayah Sulawesi Tengah, David Susanto. ANTARA/Muhammad Izfaldi

Palu (ANTARA) -
Perusahaan Umum Bulog memastikan ketersediaan cadangan bahan pangan di wilayah Sulawesi Tengah stabil hingga tiga bulan pertama pada 2023.

 

"Sejauh ini ketersediaan cadangan pangan itu masih mencukupi hingga enam bulan ke depan, otomatis pada awal 2023 akan tetap stabil," kata Kepala Bulog Sulteng, David Susanto di Palu, Rabu.

 

David menyebutkan cadangan pangan yang dimiliki Sulteng khusus komoditas beras masih sebanyak 8.500 ton, sedang ketersediaan gula pasir sebanyak 200 ton, tepung terigu masih sebanyak 34 ton, dan minyak goreng 225 ton.

 

"Jumlah masing-masing komoditas itu khusus untuk cadangan saja sehingga tidak menghitung jumlah yang saat ini sudah kami edarkan di seluruh pasar tradisional Sulteng," jelasnya.

 

Khusus komoditas beras, David mengatakan pihak Bulog Sulteng menjaga stabilitas harga melalui program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) dengan cara menambah pasokan beras ke pasaran.

 

Menurut David, program KPSH itu ditunjang dengan sejumlah kebijakan yang bertujuan untuk melancarkan sehingga tidak ada gejolak harga pada tingkat konsumen.

 

"Bukan hanya KPSH akan tetapi ada juga program pasar murah yang melibatkan pemerintah provinsi maupun kabupaten setempat dan kami minta masyarakat jangan khawatir, Bulog menjamin kebutuhan beras tetap tersedia dengan harga terjangkau," jelasnya.

 

Cadangan beras tersebut masih akan bertambah dengan masuknya musim panen di beberapa wilayah seperti Kabupaten Parigi-Moutong, Kabupaten Banggai, dan Kabupaten Poso.

 

Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulteng Richard Arnaldo Djanggola mengatakan kenaikan harga pada beberapa komoditas pangan di Sulteng seperti beras, disebabkan meningkatnya biaya produksi dan harga jual gabah pada tingkat petani.

 

"Tambah lagi beberapa daerah penghasil beras di Sulteng gagal panen sehingga cukup berpengaruh, salah satunya adalah Kabupaten Sigi," ucapnya.

 

Meskipun begitu, Disperindag Sulteng meyakini gejolak pada tingkat petani tidak akan berpengaruh banyak terhadap harga pasar, sebab hasil koordinasi dengan Bulog setempat cadangan beras yang dimiliki masih sebanyak 8.500 ton.

 

Hingga saat ini, harga beras medium di Sulteng masih berkisar Rp9.000 sampai Rp10.500 per kilogram, sedangkan beras premium berkisar Rp11.000 sampai Rp12.000 per kilogram.