Kepala KPP Pratama Palu, Bangun Nur Cahya Kurniawan, di Palu, Kamis, mengatakan kenaikan harga beberapa jenis bahan bakar minyak (BBM) yang diikutkan dengan kenaikan PPN menjadi 11 persen, merupakan salah faktor yang menopang realisasi penerimaan pajak.
"Beberapa kebijakan yang menyebabkan penerimaan pajak menjadi tinggi yaitu di antaranya karena kenaikan BBM tahun 2022," ucap Bangun di sela - sela media gathering berlangsung di Kantor KPP Pratama Palu, Kamis.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Palu mencatat penerimaan pajak tahun 2022 mencapai Rp1,94 triliun atau 125 persen lebih dari target sebesar Rp1,55 triliun.
Selain kenaikan BBM, kata Bangun, kenaikan harga komoditas juga menopang tingginya realisasi penerimaan pajak.
"Harga - harga komoditas dan sejenisnya kemarin mengalami kenaikan yang signifikan, baik langsung maupun tidak langsung, itu berdampak kepada penerimaan pajak yang lebih baik dari tahun sebelumnya," ujarnya.
Kemudian, sebut dia, terkait dengan basis pajak. Di mana, pada tahun 2021 dan 2020 secara nasional situasi dipengaruhi oleh adanya pandemi COVID-19, yang kemudian berdampak pada rendahnya penerimaan pajak.
Namun, kata dia, di tahun 2022 seiring dengan pandemi COVID-19 telah berkurang dan mulai terkendali, yang diikutkan dengan peningkatan ekonomi, maka berdampak pada peningkatan realisasi penerimaan pajak.
Ia mengatakan bahwa pencapaian realisasi penerimaan pajak yang melampaui target tahun 2022, menjadi satu prestasi yang baik untuk dipertahankan dan ditingkatkan.
"Termasuk dalam hal bagaimana memberikan pelayanan yang terbaik kepada wajib pajak dan masyarakat, serta pengawasan dan penegakan aturan," ungkapnya.
KKP Pratama Palu meraih berbagai prestasi di tahun 2022 di antaranya predikat zona integritas menuju wilayah bebas dan korupsi yang diberikan oleh Kemenpan-RB. Kemudian penghargaan unit penyelenggara pelayanan publik kategori pelayanan prima lingkup kementerian/lembaga.
