Khatib: Tak Elok Simpan Dendam Politik

id idul fitri

Khatib: Tak Elok Simpan Dendam Politik

Ilustrasi: Jamaah shalat Idul Fitri

"Janganlah kamu berdengki-dengkian, bermusuhan dan bertolak belakang, tetapi jadilah hamba Allah bersaudara," katanya.
Palu (antarasulteng.com) - Khatib Shalat Idul Fitri 1437 Hijriah di Masjid Agung Palu Abdullah Latopada berpendapat, tidak elok jika pada hari Idul Fitri masih ada yang meyimpan dendam dan berseteru di bidang politik, khususnya pascapemilihan kepala daerah.

"Mari kita rajut kembali kebersamaan dan melupakan segala silang sengketa yang terjadi, yang mungkin mengganggu silaturahim dan hubungan persaudaraan kita," katanya di tengah ribuan jamaah Idul Fitri 1437 Hijriah di Palu, Rabu.

Hadir di tengah ribuan jamaah di masjid terbesar di Sulawesi Tengah itu adalah Gubernur Sulteng Longki Djanggola dan Wakil Gubernur Sudarto, pasangan pemenang pilkada, dan dilantik oleh Presiden di Jakarta pada 16 Juni 2016.

Pilkada tersebut sempat menyisakan perseteruan politik antara Longki/Sudarto dengan Rusdy Mastura/Ihwan Datu Adam, dan menyeret ulama besarSulawesi Tengah Habib Sagaaf Aljufri.

Menurut Latopada pilkada tingkat provinsi dan delapan kabupaten/kota di Sulawesi Tengah telah berakhir dan menghasilkan pemimpin lama yang terpilih kembali.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Tengah itu mengatakan alangkah tidak eloknya jika pada hari yang penuh kasih sayang, masih saling memendam rasa, dan belum ikhlas untuk saling memanfaatkan dalam segala urusan termasuk urusan politik.

Latopada dalam khutbahnya berpesan agar merenungkan dan menghayati serta mengamalkan firman Allah dan Sunnah Rasul.

"Janganlah kami berdengki-dengkian, bermusuhan dan bertolak belakang, tetapi jadilah hamba Allah bersaudara," katanya.

Latopada mengatakan, sebaiknya hari berbahagia ini, dijadikan sebagai hari introspeksi diri, hari silaturahim, hari solidaritas dan toleransi untuk mewujudkan masyarakat harmonis.