Khatib Salat Id Serukan Soliditas Bertetangga

id lebaran

Khatib Salat Id Serukan Soliditas Bertetangga

Ilustrasi (Antara)

"Tetangga adalah orang yang pertama kita tuju tatkala kita membutuhkan bantuan," katanya.
Palu (antarasulteng.com) - Khatib salat Idul Fitri 1437 Hijriah di Masjid Agung Palu Abdullah Latopada menyerukan soliditas bertetangga sebagai modal sosial dalam membangun bangsa yang damai, tenteram dan sejahtera.

"Langkah awal terciptanya toleransi sosial adalah dengan memperbaiki hubungan bertetangga, dari hal kecil seperti berbagi makanan dengan niat ikhlas dan kejujuran sikap," katanya pada pelaksanaan Khotbah Idul Fitri di pelataran Masjid Agung Palu, Rabu.

Pelaksanaan Idul Fitri di masjid terbesar di Sulawesi Tengah itu juga diikuti Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola dan Wakil Gubernur Sudarto serta sejumlah pejabat daerah lainnya.

Jumlah jamaah Idul Fitri di halaman masjid tersebut membludak dibandingkan hari raya sebelumnya karena lapangan wali kota yang biasanya digunakan salat Id sedang dipugar.

Di tengah ribuan jamaah itu Abdullah Latopada yang juga Kakanwil Kementerian Agama Sulawesi Tengah menekankan, pentingnya meneladani sikap Nabi Muhammad dalam bertetangga.

Latopada mengatakan Nabi Muhammad dalam bertetangga tidak pernah memilah, memilih atau memandang seorang berdasarkan suku, ras, agama dan golongan.

"Tetangga adalah orang yang pertama kita tuju tatkala kita membutuhkan bantuan," katanya.

Menurut Latopada, bertetangga adalah menjalin hubungan sosial kemasyarakatan dan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip universal yakni tolong menolong tanpa pamrih dan tidak saling mengganggu.

"Prinsip itulah yang menyebabkan mengapa Islam bisa diterima dan tumbuh di tengah-tengah populasi mayoritas nonmuslim," katanya.

Prinsip tersebut kata Latopada akan tumbuh jika dilandasi iman dan iklas yang dibingkai kejujuran.

Latopada mengatakan, harmoni kehidupan bertetangga adalah modal sosial yang perlu dipupuk dan ditumbuhkembangkaan dengan memadukan kearifan universal dengan kearifan lokal.

"Kita harus meyakini bahwa keberhasilan pembangunan tidak akan terwujud tanpa didukung oleh harmonisasi para pelakunya yang berasal dari lintas etnis, ras, agama dan profesi," katanya.

Latopada mengatakan kehidupan bertetangga dengan saling membantu dan bergotong royong secara universal dianjurkan oleh agama-agama dunia.

"Nabi Muhammad dan para sahabatnya telah memberi contoh yang begitu agung dan indah," katanya.

Mantan Ketua Gerakan Pemuda Ansor Sulawesi Tengah itu mengatakan hubungan bertetangga antarumat beragama, berada pada tataran hubungan sosial kemasyarakatan tanpa memasuki wilayah akidah.