Korban Kebakaran Kolonodale Terima Bantuan

id Kolonodale

Korban Kebakaran Kolonodale Terima Bantuan

Bupati Morowali Utara Aptripel Tumimomor menyerahkan bantuan kepada korban kebakaran pada Senin (17/7) di Kolonodale. (Antarasulteng.com/Ale)

Dalam musibah ini, 18 kk dengan 70 jiwa kehilangan tempat tinggal.
Kolonodale (antarasulteng.com) - Tiga pegawai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kolonodale, masing-masing Mina Intan (perawat), Ruhaenah (juru masak) dan Wati Mandu (cleaning service) yang menjadi korban kebakaran di kampung Pelita, Kelurahan Bahontula, Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Utara, Sulteng, menerima bantuan dari pimpinan RSUD Kolonodale, Rabu.

Bantuan itu diserahkan Sekretaris RSUD Paltarim Balirante di sela-sela kesibukan pelayanan di rumah sakit itu.
Bantuan berupa uang tunai masing-masing Rp5.365.000, bahan pokok dan pakaian layak pakai.

Menurut Paltarim, bantuan itu merupakan wujud perhatian manajemen rumah sakit ditambah sumbangan dari karyawan yang peduli terhadap penderitaan para korban.

"Teman-teman di sini (RSUD) secara spontan mengumpulkan sumbangan untuk saudara kami yang ditimpa musibah kebakaran. Walaupun nilainya tidak begitu besar, ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap sesama pegawai yang mengalami musibah," ujarnya.

Kecuali Mina Intan yang sudah PNS, dua korban kebakaran lainnya yakni Ruhaenah dan Wati Mandu merupakan tenaga honorer di RSUD Kolonodale sejak 16 tahun lalu. Ketiga korban kebakaran ini tidak bisa menyelamatkan sedikitpun barang-barang mereka setelah rumah mereka rata dengan tanah dilalap api.

Ruhaenah yang kini berusia 65 tahun mengaku pernah tercatat sebagai CPNS (calon pegawai negeri sipil), namun entah bagaimana proses selanjutnya, namanya tiba-tiba lenyap dari daftar.

"Beginilah nasib orang kecil. Tidak tahu harus mengadu kemana," kata ibu satu orang anak ini.

Baik Ruhaenah maupun Wati Mandu, Mina Intan dan para korban lainnya, kini menumpang di rumah tetangga bersama keluarganya. Mereka berharap pemerintah membantu agar mereka bisa mendapatkan tempat tinggal baru.
 
Sebelumnya, pada upacara 17-an, Senin (17/7) di lapangan upacara Morokoa Kolonodale, Bupati Morowali Utara Aptripel Tumimomor mengambil inisiatif dan menjadi orang pertama mengumpulkan sumbangan untuk para korban kebakaran. Semua peserta upacara lainnya juga mengikutinya sesuai kemampuan dan kerelaannya masing-masing.

Musibah kebakaran besar itu terjadi pada Minggu (17/7) sore. Api baru berhasil dikuasai sekitar pukul 21.00 Wita. Pada peristiwa itu, sebanyak 18 rumah warga setempat yang sebagian besar terdiri dari papan, ludes terbakar. Sebanyal 18 kepala keluarga (KK) atau sekitar 70 jiwa kehilangan tempat tinggal. (ale)