Jakarta (antarasulteng.com) - Bank Indonesia melaporkan posisi utang luar negeri hingga kuartal II/2016 sebesar 323,8 miliar dolar AS, atau naik 6,2 persen secara tahunan (year on year/YOY).
Dari jumlah ULN tersebut, utang swasta sebesar 165,1 miliar dolar AS atau turun 3,1 persen (year on year/YOY), sementara ULN publik melesat 17,9 persen (YOY) menjadi 158,7 miliar dolar AS, kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta, Senin.
"ULN publik sebesar 49 persen dari total ULN, dan ULN swasta sebesar 51 persen dari total ULN," katanya.
Tirta menerangkan ULN swasta banyak terserap di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 75,9 persen.
"Jika dibandingkan dengan triwulan I 2016, pertumbuhan tahunan ULN sektor listrik, gas & air bersih tercatat meningkat, dan industri pengolahan melambat. Sedangkan pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan dan sektor keuangan mengalami kontraksi yang lebih dalam," kata Tirta.
Sementara berdasarkan jangka waktu, Tirta menjelaskan, ULN jangka panjang tumbuh 7,7 persen (yoy) menjadi 282.3 miliar dolar AS, sementara ULN jangka pendek turun 3,1 persen (yoy) menjadi 41,5 miliar dolar AS.
"Meski secara tahunan menurun, posisi ULN jangka pendek pada akhir triwulan II tersebut meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir triwulan sebelumnya. Dengan perkembangan tersebut, rasio utang jangka pendek terhadap cadangan devisa tercatat sebesar 37,8 persen pada triwulan II 2016," ujarnya.
Dengan perkembangan tersebut, rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir triwulan II 2016 tercatat sebesar 36,8 persen, sedikit meningkat dari 36,6 persen pada akhir triwulan I 2016.
Tirta mengatakan bank sentral melihat perkembangan ULN pada triwulan II 2016 cukup sehat, namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional.
"BI akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta, agar ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi," ujarnya.
Berita Terkait
Aplikasi M-Paspor Permudah Pembuatan Paspor Indonesia di Kantor Imigrasi Banggai
Jumat, 19 April 2024 17:12 Wib
Klasemen Grup A: Qatar lolos ke perempat final, Indonesia peringkat 2
Jumat, 19 April 2024 6:53 Wib
Apple antusias terlibat dalam pengembangan "smart city" IKN
Rabu, 17 April 2024 14:02 Wib
InJourney Airports layani 571 ribu penumpang pada puncak arus balik
Rabu, 17 April 2024 9:18 Wib
Kemenpora harap kehadiran Red Sparks bisa bangkitkan voli di Indonesia
Rabu, 17 April 2024 9:15 Wib
Indonesia serukan strategi mitigasi bencana laut dalam forum PBB
Rabu, 17 April 2024 6:30 Wib
BMKG ingatkan risiko hujan lebat di sebagian besar wilayah Indonesia
Rabu, 17 April 2024 6:25 Wib
PSSI layangkan protes atas kinerja wasit Nasrullo Kabirov
Selasa, 16 April 2024 10:39 Wib