Anggota DPRD Sulteng Setuju Cukai Rokok Dinaikkan

id rokok, dprd

Anggota DPRD Sulteng Setuju Cukai Rokok Dinaikkan

Ilustrasi (FOTO ANTARA/Andreas Fitri Atmoko )

Ini salah satu cara untuk menekan jumlah perokok di tanah air
Palu,  (antarasulteng.com) - Sejumlah anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah yang perokok mengaku setuju atas wacana dinaikkannya cukai rokok, namun pemerintah diminta konsisten mengawasi peredaran rokok murah dan tidak memberi izin baru untuk industri rokok.

"Ini salah satu cara untuk menekan jumlah perokok di tanah air," kata anggota Fraksi Demokrat Zulfakar Nasir di Palu, Sabtu, menanggapi wacana pemerintah menaikkan cukai rokok.

Zulfakar mengatakan sebagai negara berkembang, para perokok di Indonesia didominasi kelas masyarakat bawah. Rokok dianggap salah satu penghancur ekonomi dan kesehatan masyarakat negara-negara berkembang.

"Kalau harga rokok naik, otomatis menekan perokok khususnya dari masyarakat miskin. Tetapi pemerintah harus konsisten dn menjamin tidak ada peredaran rokok dengan harga murah," katanya.

Dia mengatakan sepanjang pemerintah tidak konsisten maka perokok sulit ditekan.

Berbeda dengan anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Umar Awad Alamri yang setuju dinaikkannya cukai rokok namun pemerintah harus mendorong kenaikan harga tembakau dan cengkeh terlebih dahulu.

"Sebelum cukai rokok dinaikkan, naikkan dulu harga bahan baku rokok seperti tembakau dan cengkeh," katanya.

Umar kuatir dengan dinaikkannya cukui rokok justru memukul harga bahan baku rokok sehingga menyulitkan petani tembakau dan cengkeh.

Menurut Umar, untuk mengawasi peredaran rokok maka pemerintah harus ketat mengawasi industri rokok sehingga tidak ada lagi industri rokok baru.

"Jangan ada impor tembakau supaya harga tembakau dalam negeri baik," katanya.

Sementara itu Ketua Fraksi PKB Aminullah mengatakan mengurai problem rokok sama sulitnya dengan mengurai kemacetan di Jakarta karena banyak variabel yang melingkupinya.

Aminullah setuju jika alasan pemerintah menaikkan harga rokok untuk menambah pendapatan negara dari cukai. Hanya saja, jika tujuannya untuk mengurangi jumlah perokok, Aminullah tidak yakin itu bisa tercapai.

"Narkoba saja tanpa cukai dan harganya yang mahal, tetap saja laris," katanya.

Aminullah mengatakan menekan pengonsumsi rokok tidak bisa dilakukan hanya dengan menaikkan harga rokok.

"Orang akan tetap merokok karena rokok masih tersedia. Dan ini sumber pendapatan negara yang besar. Lebih besar dari pendapatan tambang emas di Freeport," katanya.