BNPT gelar diskusi radikalisme dengan pelajar Kota Palu

id Radikalisme

BNPT gelar diskusi radikalisme dengan pelajar Kota Palu

Listrasi ((desain grafis sukardi))

Para siswa mengaku senan mendapat pemahaman mengenai bahaya radikalisme.
Palu (antarasulteng.com) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tengah, menggelar diskusi bahaya radikalisme bersama puluhan pelajar dari berbagai SMA di Kota Palu, berlangsung di salah satu retoran di kawasan Teluk Palu, Kamis.

Diskusi itu menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Swastika Nohara, penulis naskah film, Nisbah Mariadjang, sosiolog asal Universitas Tadulako, Tahmidy Lasahido, pengamat terorisme dan Muh. Nur Sangadji, akademisi dari Universitas Tadulako.

Sebelum melakukan diskusi, para siswa/i diajak menonton film berjudul Mata Tertutup karya Garin Nugoroho diproduksi Tahun 2011 yang menceritakan soal bahaya radikalisme khususnya bagi generasi muda.

"Film yang diputar memiliki ceritra soal bahaya faham radikalisme dan pencegahannya. Ini kemudian menjadi renungan dan bahan diskusi," kata Ketua FKPT Muzakir Tawil.

Menurutnya, hingga kini pelajar menjadi salah satu sasaran utama kelompok radikal dalam merekrut anggota baru, perlu diberikan pemahaman sejak dini.

Sementara Swastika Nohara, penulis film Beta Maluku menuturkan penanaman nilai-nilai perdamaian akan lebih mudah dicerna jika melalui tontonan film.

"Kebanyakan pelajar gemar nonton film, ini dapat memudahkan dalam menanamkan nilai perdamaian dan kecintaan mereka kepada bangsa Indonesia," ungkap Swatika.

Dalam diskusi itu, Nisbah Mariadjang mengungkapkan kurangnya pemahaman agama bukan faktor tunggal yang menyebabkan seseorang terlibat kelompok radikal, masalah ekonomi serta tingkat pendidikan yang rendah juga dapat menjadi faktor utama lainnya.

Muhammad Hasyraf, salah seorang siswa SMK Negeri 2 Palu mengaku senang dengan adanya kegiatan tersebut, dimana mereka mendapat pengetahuan baru tentang bahaya radikalisme.