Jakarta (antarasulteng.com) - Menteri BUMN Rini Soemarno mendorong sejumlah perusahaan milik negara untuk mengembangkan bisnis di Myanmar guna menangkap peluang investasi di negara tersebut.
"Mereka (Myanmar) sedang gencar membangun ekonomi. BUMN-nya banyak yang rugi, sehingga mereka menawarkan kerja sama dengan BUMN Indonesia masuk di sejumlah sektor ekonomi," kata Rini, di sela peluncuran Holding BUMN Reasuransi Indonesia Re, di Jakarta, Jumat malam.
Sebelumnya, Rini pekan lalu memenuhi undangan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan lima menteri Myanmar untuk menggali potensi bisnis, termasuk pengembangan kapasitas ekonomi di negara itu.
"Pada pertemuan itu dibahas potensi kerja sama bidang industri semen, perbankan, kelistrikan, migas, telekomunikasi hingga asuransi," ujarnya.
Tingkat elektrifikasi di Myanmar masih sangat rendah atau hanya sekitar 32 persen. "PLN saat ini sedang mengikuti tender pembangunan transmisi listrik, termasuk untuk perbaikan atau audit sejumlah pembangkit listrik yang sudah berusia tua," ujarnya.
Pertamina juga sedang mengikuti tender pembangunan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan mengembangkan usaha ritel di sana.
"Dalam dua pekan ke depan tender pembangunan SPBU sedang dilakukan. Pertamina bersaing dengan Indian Oil untuk menjadi pemenang tender," ujarnya.
Di sektor telekomunikasi PT Telkom Internasional (Telin) anak usaha Telkom Indonesia sedang mengembangkan jaringan internet dan termasuk kemungkinan menjadi investor pada salah satu perusahaan seluler.
Dorongan untuk menggiring BUMN Indonesia masuk ke Myanmar juga tidak terlepas dari situasi politik dan keamanan di negara itu yang semakin kondusif sehingga layak menjadi tujuan investasi asing.
"Sepertinya sudah kondusif. Selain informasi langsung dari Aung San Suu Kyi, kami juga menanyakan Dubes RI untuk Myanmar, untuk memasikan bahwa negara itu aman untuk investasi," ujarnya.
Rini menggambarkan bahwa Myanmar di bawah kepemimpinan baru Aung San Suu Kyi sangat cepat membangun sehingga mencatat pertumbuhan ekonomi yan sangat cepat pula.
"Situasi kondusif, butuh pembangunan ekonomi. Karena itu saat ini banyak investor yang masuk ke Myanmar, seperti Jepang, Korea Selatan dan negara lainnua, ujar Rini.
Berita Terkait
PT Timah berangkatkan 700 peserta mudik asyik BUMN
Senin, 8 April 2024 10:39 Wib
LKBN Antara kembali gelar mudik gratis bersama BUMN
Minggu, 7 April 2024 13:43 Wib
Bank Mandiri kembali selenggarakan program Mudik Asik 2024
Sabtu, 6 April 2024 21:56 Wib
Menyelamatkan Gedung Filateli Jakarta
Minggu, 24 Maret 2024 10:26 Wib
Pendaftaran Rekrutmen Bersama BUMN dibuka mulai besok
Jumat, 22 Maret 2024 11:28 Wib
Komisi VI DPR apresiasi BUMN raih target dividen
Selasa, 19 Maret 2024 16:31 Wib
Jelang Ramadhan, BSI dorong penguatan transaksi digital masjid
Minggu, 10 Maret 2024 18:57 Wib
Kementerian BUMN terus memperluas pemasaran UMKM melalui platform PaDI
Jumat, 8 Maret 2024 14:37 Wib