Kemenag Hadirkan Rektor IAIN Palu Dialog Lintas Gereja

id kerukunan

Kemenag Hadirkan Rektor IAIN Palu Dialog Lintas Gereja

Rektor IAIN Palu Prof.Dr.H. Zainal Abidin M.Ag menyampaikan materi pada Sidang Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah, di Grand Hall Mercure Hotel Palu. (Antara/Muhammad Hajiji)

Salah satu faktor penyebab munculnya gerakan radikal atau gerakan ekstrime dikarenakan minimnya pemahaman terhadap ajaran agama yang tertuang dalam kitab-kitabnya.
Palu, (Antarasulteng.com) - Kementerian Agama Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, menghadirkan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu Prof Dr H Zainal Abidin M.Ag pada dialog tokoh lintas gereja, Selasa (29/11).

Pakar pemikiran Islam modern itu dihadirkan dengan kapasitas sebagai narasumber yang akan membawakan materi tentang pluralisme agama dan menangkal tumbuh dan berkembangnya gerakan radikalisme.

"Iya, permintaan untuk hadir pada dialog tokoh lintas gereja tersebut tertuang dalam surat nomor : Kk.22.11/4/BA.01.1/2087/2016 yang ditandatangani oleh Kasi BImas Kristen, Son Hery Polii," ungkap Prof. Zainal Abidin.

Ketua MUI Kota Palu itu menyatakan bahwa dirinya bersedia hadir pada dialog yang diselenggarakan di Aula Kemenag Sigi, untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pluralisme agama untuk kerukunan beragama serta lahirnya gerakan radikalisme.

Menurut dia salah satu faktor penyebab munculnya gerakan radikal atau gerakan ekstrime dikarenakan minimnya pemahaman terhadap ajaran agama yang tertuang dalam kitab-kitabnya.

Dimana, sebut dia, orang-orang yang melahirkan gerakan radikal cenderung tidak melakukan kontekstualisasi dan interpretasi terhadap suatu naskah Alquran dan Hadits.

"Salah satu faktor penyebab timbulnya radikalisme atau gerakan ekstrim dikalangan masyarakat, dikarenakan minimnya pengetahuan dan pemahaman terhadap anjaran agama," sebutnya.

Padahal, kata dia, setiap ayat atau suatu anjuran yang tertulis dalam kitab masing-masing agama mengandung banyak arti dan makna. Begipula dengan alquran dan Hadits yang diriwiyatkan oleh perawinya mengandung berbagai makna.

Karena itu tidak bisa dijadikan patokan untuk mengklaim diri paling benar jika hanya berpatokan pada satu ayat Alquran dan satu Hadits, tanpa melihat dan mengkaji anjuran yang tertulis di ayat-ayat lain.

"Banyak ayat di dalam Alquran yang mengandung makna beragam dan multi tafsir, bahkan di setiap surah terdapat penjelasan-penjelasan tertentu atas suatu perintah," urainya.