Sulteng Berdayakan 120 Perempuan Korban Kekerasan

id wisata

Sulteng Berdayakan 120 Perempuan Korban Kekerasan

Dra. Hj. Siti Norma Mardjanu M.Si

Palu,  (Antarasulteng.com) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah akan memberdayakan 120 perempuan korban kekerasan di daerah itu sebagai bentuk upaya pencegahan dan perlindungan perempuan dari bahaya kekerasan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sulawesi Tengah Hj. Siti Norma Mardjanu di Palu, Kamis, menyatakan bahwa sebanyak 120 perempuan se-Sulawesi tengah akan diberdayakan lewat pemaksimalan program Forum Peningkatan Produktifas Ekonomi Perempuan (FPPEP).

"Iya, lewat forum peningkatan ekonomi perempuan tersebut, masalah-masalah atau problem yang dihadapi perempuan dalam rumah tangga terkait dengan kekerasan akan disikapi dengan berbagai program pencegahan dan pembinaan," kata Norma Mardjanu.

Norma mengatakan bahwa sebanyak 120 perempuan tersebut akan di bagi dalam 30 kelompok pemberdayaan yang setiap kelompoknya terdiri atas empat orang perempuan korban kekerasan serta perempuan yang tidak mengalami kekerasan atau bukan korban.

Lewat program tersebut, kata dia, perempuan-perempuan korban kekerasan akan dibekali dengan keterampilan usaha untuk peningkatan kehidupan dan pendapatan. Begitu pula dengan perempuan yang tidak mengalami praktik kekerasan fisik dan mental, tetapi tercatat sebagai ekonomi lemah.

Hal itu dilakukan karena perempuan-perempuan yang tidak memiliki pekerjaan atau yang semata-mata hanya mengurus rumah tangga, rawan terhadap praktik-praktik kekerasan dalam rumah tangga itu sendiri.

"Salah satu alasan kenapa perempuan yang mengalami kekerasan dan tidak mengalami kekerasan, baik secara fisik maupun mental, disentuh lewat program pemberdayaan karena perempuan yang tidak memiliki pekerjaan untuk penunjang pendapatan rumah tangga, rawan terhadap praktek kekerasan," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa program pembinaan dan pemberdayaan perempuan menjadi salah satu prioritas dengan menggandeng Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Tengah untuk memaksimalkan usaha perempuan di daerah tersebut.