Sulteng Terapkan Empat Pendekatan Percepat Kesejahteraan Nelayan

id atjo

Sulteng Terapkan Empat Pendekatan Percepat Kesejahteraan Nelayan

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tengah Hasanuddin Atjo (Foto antara/ Rolex Malaha)

...kawasan kecamatan pesisir, kawasan kecamatan kepulauan, kawasan kecamatan pedalaman dan kawasan pelabuhan perikanan.
Palu,  (antarasulteng.com) - Dinas Kelautan Provinsi Sulawesi Tengah menerapkan program pemberdayaan nelayan berbasis kawasan untuk mengakselerasi peningkatan kesejahteraan nelayan melalui berbagai kegiatan yang terencana secara baik.

Keempat pendekatan kawasan itu, kata Kadis Perikanan dan Kelautan Sulteng Hasanuddin Atjo di Palu, Kamis, adalah kawasan kecamatan pesisir, kawasan kecamatan kepulauan, kawasan kecamatan pedalaman dan kawasan pelabuhan perikanan.

Pemberdayaan yang berbasis pelabuhan perikanan, kata Atjo, programnya telah sejak lama dilakukan seperti pemberian bantuan kapal, sarana dan fasilitas pendukung, kartu nelayan sampai asuransi untuk nelayan.

Saat ini, ada empat pelabuhan perikanan yang berada di bawah pengelolaan Pemerintah Provinsi Sulteng yakni Pelabuhan Perikanan Labuan Bajo, Kabupaten Donggala, Pelabuhan Perikanan Paranggi (Kabupaten Parimo), Pelabuhan Perikanan Pagimana (Kabupaten Banggai) dan Pelabuhan Perikanan Ogotoa (Kabupaten Tolitoli).

Pemberdayaan dengan pendekatan kawasan kecamatan pesisir, kata Atjo menjelaskan, pihaknya sudah menetapkan dua pilot proyek yakni Kecamatan Balaesang Tanjung (Kabupaten Donggala) yang telah dimulai kegiatannya sejak 2015.

Di Kecamatan tersebut, yang menjadi mitra dan telah menjadi pioner kegiatan adalah Forum Kelompok Usaha Bersama (FKUB) Pasoso yang berkedudukan di Desa Malei.

Sedangkan pemberdayaan dengan pendekatan kecamatan Kepulauan, sudah ditetapkan pilot proyek adalah Kecamatan Talatako di Kepulauan Togean, Kabupaten Tojo Unauna. Mitra DKP SUlteng di kepulauan itu adalah FKUB Sivia Patuju.

Sedangkan untuk Kecamatan Pedalaman, katanya, proses identifikasi baru akan dilakukan pada 2017 ini, namun sudah ada wilayah yang diancang-ancang di Kabupaten Sigi dan Poso.

Hasanuddin Atjo menjelaskan, pengembangan kawasan yang dilakukan nanti semuanya berbasis potensi di daerah bersangkutan dan diawali dengan pengkajian mendalam dan detail soal program-program apa saja yang paling dibutuhkan nelayan atau pembudidaya perikanan darat untuk mempercepat peningkatan kesejahteraannya.

"Tidak serta merta kita gelontorkan bantuan dan kegiatan pemberdayaan tanpa berkomunikasi langsung dengan nelayan sasaran mengenai program pemberdayaan yang paling tepat," katanya.

Ia memberi contoh, untuk pemberdayaan berbasis kawasan Pelabuhan Perikanan, yang bakal dilakukan adalah optimalisasi sektor perikanan tangkap, pengolahan dan industrialisasi.

"Perikanan tangkap yang akan dikembangkan di Pelabuhan Perikanan, khususnya untuk komoditi ikan pelagis seperti katombo, dan tongkol serta tuna," ujarnya.

Sedangkan untuk kawasan berbasis kecamatan pesisir, yang dikembangkan adalah sektor perikanan tangkap, namun untuk jenis ikan demersal atau ikan bernilai ekonomis tinggi. Juga yang akan dilakukan adalah pengembangan sektor budidaya, baik budidaya di laut mauput perairan umum darat, serta kegiatan konservasi.

"Di Kecamatan Balaesang Tanjung terdapat danau Rano, yang cocok untuk budidaya jenis ikan air tawar. Juga banyak terdapat kawasan yang cocok untuk budidaya rumput laut, serta budidaya bandeng dengan menggunakan keramba tancap dan keramba jaring apung," katanya lagi.

Kemudian untuk wilayah kecamatan kepulauan, yang akan dikembangkan adalah kegiatan budidaya laut, pengolahan dan konservasi. Untuk kecamatan Kepulauan, masyarakat akan diberikan edukasi untuk melakukan budidaya udang laut dan bendeng dengan menggunakan keramba tancap.

Dua komoditi ini dipilih karena keadaan alamnya sangat memungkinkan, juga hasilnya bisa cepat dinikmati oleh masyarakat serta tidak sulit untuk mencari pasarnya.