Tinggal satu kecamatan di Parimo belum punya Puskesmas

id parimo

Tinggal satu kecamatan di Parimo belum punya Puskesmas

Bupati Parigi Moutong Samsurizal Tombolotutu saat menandatangani prasasti peresmian Puskesmas Sigenti, Sabtu (25/2) (Antarasulteng.com/Humas Parimo)

Angka kematian bayi di Parigi Moutong masih tinggi.
Bupati Parimo Resmikan Sejumlah Puskesmas di Wilayah Utara

Parigi (antarasulteng.com) - Bupati Parigi Moutong H Samsurizal Tombolotutu meresmikan sejumlah Puskesmas di wilayah utara kabupaten itu sebagai wujud komitmen pemerintah daerah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Puskeskam yang diresmikan itu terdapat di Desa Sigenti, Puskesmas Pembantu Desa Maninili dan Sipayo Kecamatan Tinombo Selatan serta Puskesmas Desa Tomini Kecamatan Tomini. 

Dari 23 Kecamatan di Kabupaten Parimo, tinggal Kecamatan Parigi Tengah yang belum memiliki Puskesmas. 

Puskesmas yang baru diresmikan itu dilengkapi dengan sejumlah fasilitas, di antaranya 3 unit rumah dokter dan 1 mobil ambulance serta didukung 
1 orang kepala puskesmas, 1 orang dokter umur, 6 orang perawat, 7 orang bidan, 1 orang tenaga gizi dan 1 orang tenaga farmasi serta 11 orang tenaga pengabdi. 

Pembangunan Puskesmas ini dikerjakan CV Primatama Construction di atas lahan kurang lebih 800 meter persegi dengan nilai anggaran sekitar Rp2 miliar yang bersumber dari DAK APBN Tahun 2016. 

Peresmian yang dipusatkan di Puskesmas Sigenti itu dihadiri Wakil Bupati H. Badrun Nggai, Ketua TP-PKK Parimo Hj.Noorwachida Prihatini S Tombolotutu, Sekda H. Ekka Pontoh SH MH dan sejumlah kepala SKPD.

Peresmian ditandai penandatanganan prasasti dan pembukaan selubung papan nama puskesmas Puskesmas. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Parimo dr Revi Tilaar mengatakan dengan bertambahnya jumlah puskesmas itu diharapkan dapat memacu kinerja petugas kesehatan untuk menurunkan angka kematian bayi dan ibu melahirkan yang hingga kini jumlahnya relatif masih cukup tinggi. 

"Saat ini angka kematian ibu melahirkan sudah menurun drastis, tapi angka kematian bayi masih cukup tinggi. Jadi, tolong ini menjadi perhatian teman teman yang berkerja di Puskesmas, karena tujuan IPM adalah bagaimana menurunkan angka kematian bayi dan ibu saat melahirkan," pintanya.

Revi mengaku puskesmas yang baru diresmikan memiliki banyak kekurangan. 
Dia berharap kekurangan itu bisa mendapat perhatian Pemda pada penganggaran berikutnya. 

"Puskesmas ini belum ada pagar, selain itu belum ada petugas gizi dan apoteker. Soal pagar itu mudah mudahan bisa dibantu di APBD perubahan," harapnya.

Sementara itu, Bupati H Samsurizal dalam sambutannya mengatakan proses pembangunan Puskesmas itu terbilang cukup capat, hanya dalam waktu 4 bulan. 

Bupati meminta Kadis Kesehatan untuk segera melakukan konsolidasi dengan seluruh stakeholder terkait agar angka kematian bayi dan ibu melahirkan bisa diturunkan pada angka nol. 

"Parigi Moutong sering ditegur Bapak Gubernur terkait persoalan ini. Saya minta para bidan di Puskesmas, Pustu maupun Poskesdes memperhatikan dan mengatasi hal ini,"harapnya

Ia juga meminta para Camat dan TP-PKK dapat ikut membantu menyosialisasikan pentingnya kesadaran masyarakat untuk datang berobat ke Puskesmas, terutama para ibu hamil harus mendapat perhatian serius. Karena pernah ada kejadian ibu hamil meninggal, padahal rumahnya dekat dari Puskesmas. 

Saya minta melalaui Camat dan PKK bantu berikan pengertian masyarakat agar mereka rajin memeriksakan kesehatannya, terutama ibu hamil, pastikan masyarakat benar benar dilayani kesehatannya, pinta bupati.

Samsurizal mengaku belum lama ini telah mengusulkan 175 orang tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter dan bidan PTT ke Menpan RB dan berhasil mendapatkan persetujuan.

Selain puskesmas, Bupati juga ikut meresmikan pasar ikan di desa Sigenti dan kantor Desa Malanggo Pesisir.