25,9 Persen Balita Sulteng `Stunting`

id balita

25,9 Persen Balita Sulteng `Stunting`

Ilustrasi (Foto Antara)

Palu,  (antarasulteng.com) - Sebanyak 25,9 persen bayi berusia di bawah lima tahun (balita) di Provinsi Sulawesi Tengah, mengalami `stunting` atau balita pendek, lebih tinggi dari angka nasional 21,7 persen.

"Di Sulteng tahun 2016, balita normal 74,1 persen, pendek 17,6 persen dan sangat pendek 8,3 persen," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sulteng Nurhasni di Palu, Kamis.

Angka prevalensi stunting itu kata dia, didapatkan dari data pemantauan status gizi (PSG) yang dilakukan setiap tahunnya untuk anak dengan umur 0 sampai 23 bulan.

"Sementara angka nasional, balita normal sebanyak 78,3 persen, pendek 14,6 persen dan sangat pendek 7,1 persen," ujarnya.

Karena itu, kata dia, penurunan prevalensi balita pendek atau stunting merupakan satu dari empat program prioritas pembagunan kesehatan dalam periode tahun 2015-2019.

Program lainnya yakni penurunan angka kematian ibu dan bayi, pengendalian penyakit menular dan pengendalian penyakit tidak menular.

"Stunting atau balita yang pendek berbeda dengan cebol, jadi defenisinya adalah pertumbuhan anak yang tidak sebanding antara berat badan, tinggi badan dan umur," ujar Nurhasni menjelaskan.

Selain itu, kata dia, tubuh pendek pada masa anak merupakan akibat kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.

"Ini juga memiliki korelasi dengan gangguan perkembangan neurokognitif dan risiko menderita penyakit tidak menular dimasa depan," ujarnya.

Sehingga, kata dia, situasi gizi masyarakat juga mempengaruhi bagaimana pertumbuhan bayi dan anak. Maka salah satu program yang digalakan pemerintah sekaran yakni gerakan masyarakat hidup sehat.

"Untuk hari gizi dan makanan sedunia yang diperingati setiap 25 Januari tahun berjalan, yang tahun 2017 ini dilaksanakan 28 Februari 2017, mengusung tema ayo makan sayur dan buah," tuturnya.

Ada empat bagian yang menjadi tujuan Germas hidup sehat yakni kesehatan terjaga, produktivitas, lingkungan bersih dan biaya berobat berkurang.