Mari mawas diri bersama Mourinho dan Howe

id Mourinho

Mari mawas diri bersama Mourinho dan Howe

Mourinho (reuters)

Manchester (antarasulteng.com) - Sukses Manchester United meraih kemenangan di final Piala Liga banyak disebut oleh pandit sepak bola Inggris sebagai sebuah keberuntungan.

Hanya saja, dalam sepak bola berlaku kredo Latin klasik bahwa ab igne ignem, yang artinya dari api dapat berkobar api yang lebih besar lagi.

Manchester United (MU) siap meladeni Bournemouth dalam laga pekan ke-27 Liga Inggris yang digelar di Old Trafford, Manchester, pada Sabtu waktu setempat, atau Sabtu malam, pukul 19.30 WIB. Pertandingan itu akan ditayangka secara langsung oleh beIN Sports 1.

Dan Mourinho tahu betul tuah dari kredo itu lantaran terdesak oleh asa untuk meraih posisi nyaman di klasemen Liga Inggris, Kini MU masih bertengger di peringkat keenam klasemen, tertinggal 17 poin dari Chelsea yang memuncaki tahta klasemen Liga Inggris.

Di mata pandit Inggris Guy Mowbray sebagaimana dikutip dari laman BBC, sukses MU meraih trofi Piala Liga beberapa waktu lalu lebih ditentukan oleh faktor-X. Kini justru tantangan bagi Mourinho bahwa pernyataan pandit itu tidaklah benar.

Sebuah pelajaran etis menarik, saatnya mawas diri bersama Mourinho dan Howe.

Berikut komentar Jose Mourinho dan Eddie Howe:

* Jose Mourinho (Manchester United):

"Saya berpendapat bahwa Manchester United tengah dan terus belajar. Ini buktinya bahwa saya bukan monster sebagaimana banyak media lekatkan kepada diri saya selama ini."

"Saya juga bukan sosok yang menyebalkan, bukan sosok yang arogan, bukan orang yang sulit bekerjasama. Tidak ada orang yang lari terbirit-birit ketika saya tiba di lapangan latihan."

"Saya sosok yang ramah dan baik. Buktinya sejumlah orang senang menjalin kerjasama dengan saya. Jalinan hubungan saya dengan para pemain berjalan baik, juga dengan para pemilik klub."

* Eddie Howe (Bournemouth):
"Kalau anda menengok perjalanan sejarah masa lalu, maka terkadang kami harus mengambil saat untuk mawas diri, dan menoleh pada peristiwa yang lalu akan apa yang telah kami capai selama ini. Dengan begitu segala sesuatunya dapat dijadikan pelajaran agar menguatkan di perjalanan di kemudian hari."

"Ketika anda berpikir di masa lalu, maka situasi klub demikian adanya, dengan komposisi pemain yang ada, dan kenyataannya memang tidak seindah layaknya rangkaian bunga di taman."

"Kami bertekad bangkit dan memotivasi diri dengan membuktikan bahwa kami mampu meraih kemenangan."