Terobosan Baru Kabulog Sulteng

id Bulog

Terobosan Baru Kabulog Sulteng

Kepala Bulog Divre Sulteng, Suprianto (Antarasulteng.com/Anas)

Bulog sudah serap 2.600 ton beras petani
Palu (antarasulteng.com) - Alhamdulillah!! begitu ucap putra kelahiran Tulung Agung, 20 April 1964 yang kini dipercaya sebagai Kepala Perum Bulog Divisi Regional Sulawesi Tengah.

Meski baru beberapa bulan menakhodai Bulog Sulteng yang memiliki 13 kabupaten dan kota, Suprianto sudah mengukir prestasi dalam hal kegiatan pengadaan beras stok nasional (stoknas) di daerah itu.

Pria yang menyunting Virdasari (46), gadis berdarah campuran Betawi-Palembang dan telah dikarunia dua orang putra tersebut langsung tancap gas dalam upaya menyerap beras produksi petani.

Alhasil, Bulog Sulteng merupakan daerah pertama di Tanah Air yang berhasil merealisasi pengadaan beras dari petani pada 2017 ini, meski dalam jumlah masih kecil. Namun bagi Bulog Sulteng, keberhasilan tersebut membanggakan karena merupakan pertama kali terjadi.

Selama ini, kata Suprianto yang pernah menjadi jurnalis di LKBN Antara Jayapura sekitar 1988-1989 itu, pengadaan beras di Sulteng baru bisa dilakukan pada bulan Maret-April saat panen raya berlangsung.
Tetapi dengan hasil kerja keras, semua Kepala Sub Divisi Regional (Divre) di sejumlah kabupaten/kota, pengadaan beras sudah berjalan sejak Januari 2017 dan kini sudah terserap beras petani sekitar 2.600 ton.

Suprianto yang memiliki hoby olahraga futsal itu kini sedang merintis penggunaan kartu belanja pangan dan non-pangan. Kartu dimaksud untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat umum berbelanja pangan dan non-pangan yang aka disediakan oleh koperasi Rumah Pangan Kita (RPK) Bulog Sulteng.

Bulog Sulteng dalam merealisasi program yang baru untuk pertama kali dilakukan di daerah itu tentu akan bersinergi dengan pihak perbankan. Program ini telah ditawarkan kepada sejumlah bank di Palu seperti BRI, Mandiri dan BNI. 

"Sekarang ini kami tinggal menunggu siapa yang lebih dahulu menangkap program ini," kata Suprianto.

Ia menjelaskan kartu belanja yang akan diluncurkan Bulog Sulteng tersebut berlaku untuk semua yang memang berminat.

Program ini sekaligus juga untuk menghadapi program bantuan pangan non-tunai (BPNT) yang dikhususkan kepada masyarakat miskin selama ini mendapatkan beras raskin atau sekarang diganti rastra (beras untuk keluarga sejahtera).

Sebenarnya, kata dia, Palu sudah siap untuk mendistribusikan BPNT dalam bentu kartu yang telah dirancang khusus pemerintah. Namun, pada 2017 ini, Kota Palu belum masuk dalam daftar 51 kabupaten dan kota di Tanah Air yang akan mendistribusikan BPNT dalam bentuk kartu senilai Rp110 ribu/kk.

"Tapi ke depan kita akan berupaya agar semua kabupaten dan kota di Sulteng sudah bisa menyalurkan pangan subsidi menggunakan kartu," kata dia.

Yang pasti, Kota Palu sudah sangat siap, karena semua sarana dan fasilitas seperti pembentukan RPK sudah tersebar di seluruh kelurahan, bahkan ada satu kelurahan yang memiliki hingga lima RPK.