BI Sulteng Optimistis Inflasi Maret Dapat Dikendalikan

id BI SULTENG

BI Sulteng Optimistis Inflasi Maret Dapat Dikendalikan

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah, Miyono (kiri) (www.antarasulteng.com/Fauzi)

Kami tetap optimis, karena bisa jadi di bulan-bulan tertentu akan terjadi deflasi, sehingga dapat mengurangi angka inflasi di tahun kalender
Palu, (antarasulteng.com) - Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah optimistis inflasi di Kota Palu pada bulan Maret 2017 dapat dikendalikan hingga di bawah satu persen.

"Mudah-mudahan bisa deflasi. Kalau pun inflasi, sebaiknya di bawah satu persen," kata Kepala BI Sulteng, Miyono di Palu, Selasa.

Miyono menjelaskan selama dua bulan di awal tahun 2017, yakni Januari dan Februari, Kota Palu berturut-turut mengalami inflasi, sehingga pihaknya menginiasiasi pertemuan dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, sebagai pengambil kebijakan.

BI Sulteng menargetkan inflasitahun 2017 sebesar 4 persen plus minus 1 persen, atau maksimal 5 persen dan minimal 3 persen. Namun, hingga bulan Februari 2017, laju inflasi tahun kalender di Kota Palu telah mencapai angka 1,61 persen.

"Kami tetap optimis, karena bisa jadi di bulan-bulan tertentu akan terjadi deflasi, sehingga dapat mengurangi angka inflasi di tahun kalender," ujarnya.

BI Sulteng, kata Miyono, bersama dengan pemerintah daerah, berperan dalam mengurangi laju dan dampak inflasi yang ditimbulkan. Namun, yang terjadi saat ini, inflasi di Kota Palu dipengaruhi oleh komponen yang bergejolak.

Komponen ini, kata dia, yakni cabai rawit yang masuk dalam kelompok bahan makanan. Kondisi saat ini, kebutuhan akan komoditas ini sangat tinggi, tetapi dari segi suplai atau ketersediaan sangat kurang, sehingga mengakibatkan harga menjadi naik.

"Ketersediaan cabai masih dalam kisaran normal, tetapiyang perlu dikawal dengan dengan baik dari sisi kebijakan dan pengawasan distribusi," ungkapnya.

Dia mengatakan, banyak yang mengetahui bahwa cabai di Sulteng dalam kondisi surplus, tetapi dengan adanya mekanisme perdagangan lintas daerah, banyak yang dikirim ke wilayah Kalimantan, antara lain menggunakan pesawat terbang.

"Sebaiknya pedagang diimbau untuk ikut memperhatikan pasokan cabai di Kota Palu, sebelum menjual ke luar kota Palu, sehingga harga bisa lebih baik," harapnya.

Sebelumnya Kepala Bidang statistik distribusi Badan Pusat Statistika (BPS) Sulteng, Moh. Wahyu mengatakan inflasi Kota Palu sebesar 1,32 persen pada Bulan Januari 2017, sementara cabe rawit telah menyumbang angka infkasi sebesar 0,35 persen.

Pada Februari 2017, kata dia, cabai rawit dari kelompok bahan makanan masih menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Kota Palu sebesar 0,21 persen dari inflasi total sebesar 0,29 persen. (FZI)