Terduga Teroris Yang Baru Ditangkap Masuk Jaringan ISIS

id Polda

Terduga Teroris Yang Baru Ditangkap Masuk Jaringan ISIS

Kapolda Sulteng Brigjen Pol Rudy Sufahriadi menunjukkan foto dua teroris Poso yang ditembak mati oleh Satgas Operasi Tinombala pada 17 Mei 2017. (Antarasulteng.com/Basri Marzuki)

Mereka berbai'at untuk ISIS melalui seorang ustad bernama Basri di Kota Makassar
Poso (antarasulteng.com) - Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi mengungkapkan bahwa sembilan orang terduga pelaku tindak terorisme yang ditangkap Densus 88 Anti Teror di Tolitoli, Parigi dan Kota Palu, akhir pekan lalu, merupakan kelompok yang berbai'at untuk ISIS.

Kesembilan orang tersebut, kata Kapolda kepada wartawan di Poso, Minggu petang, diketahui berbai'at untuk ISIS melalui seorang ustad bernama Basri yang tinggal di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Mengenai identitas ustad Basri tersebut, Kapolda menolak menjelaskan karena masih dalam penyelidikan polisi.

Mereka, katanya, tidak terkait dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin oleh almarhum Santoso, yang kini diburu oleh Satgas Operasi Tinombala di Poso.

"Mereka adalah kelompok yang baru terbentuk di Sulteng," ujar Kapolda yang didampingi Kasat Brimob Polda Sulteng dan Kapolres Poso.

Sesuai hasil pemeriksaan terhadap kesembilan terduga teroris itu diketahui bahwa mereka merencanakan peledakan bom, dan menyerang markas Brimob dan TNI di Kabupaten Toli-toli.

Mereka menerima paket bahan pembuatan bom dari seseorang bernama Ikwan di Kota Palu, dan melakukan bai'at terhadap ISIS melalui Ustad Basri di Makassar, dan melakukan survei rencana aksi penyerangan.

Sementara dari para terduga teroris itu ditemukan sembilan barang bukti, seperti tiga kantong pupuk KNO3, dua botol cairan spiritus berukuran masing-masing 600 ml, dua botol air aki, empat kantong plastik arang kayu, satu kantong belerang, satu kantong plastik paku, satu buah tabung gas elpiji, tujuh buah telepon seluler, satu buah buku tabungan Bank BNI Rekening 0439088386 atas nama Samsuriyadi.

Sementara terkait dengan aksi pembakaran gereja di Kota Palu dan Poso belum lama ini, menurut Kapolda, belum diketahui keterkaitannya dengan kelompok ini.

"Masih dalam penyelidikan dan pemeriksaan," ujarnya.

Sementara itu dalam siaran pers yang diterbitkan Kabid Humas Polda Sulteng disebutkan bahwa kesembilan orang itu ditangkap di tempat berbeda pada Kamis dan Jumat (9-10/3).

Kesembilan terduga teroris itu masing-masing IRH alias AAN, warga Desa Dangi, Kecamatan Parigi Utara, Kabupaten Parigi Moutong dibekuk di Parigi, AJ alias Jufri alias Abay, beralamat di Jalan Buyu Biongo, Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, ditangkap di Kelurahan Tawaeli, serta MD alias D alias Kelo, alamat Jalan Tanggul, Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, ditangkap di Kelurahan Tawaeli.

Sedang enam orang ditangkap pada Jumat (10/3) di salah satu cafe di Kota Toli-toli, Kabupaten Toli-toli, masing-masing SMD alias SAM, alamat Jalan Veteran 2 Toli-toli, KIF, alamat Jalan Pulau Irian, Kelurahan Gebang Rejo, Kota Poso, SYN, alamat Jalan Pulau Bali, Kelurahan Gebang Rejo, Kota Poso, DWN alias ALI, Jalan Pulau Sabang, Kelurahan Gebang Rejo, Kabupaten Poso, IRS alias ICAN, alamat Desa Latapan, Kecamatan Galang, Kabupaten Toli-toli.

Ada juga JEF yang diketahui lahir di Lampung, alamat Desa Siring Jaha, Kecamatan Sido Mulia, Kabupaten Lampung Selatan.

"Untuk pengembangan selanjutnya, kami akan kabarkan setelah hasil penyelidikan dan pemeriksaan selesai," ujar Brigjen Rudy Sufahriadi.