Sulteng Belum Perioritaskan Embung Tadah Hujan

id simanjuntak

Sulteng Belum Perioritaskan Embung Tadah Hujan

Kepala Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Provinsi Sulawesi Tengah Saliman Simanjuntak (ketiga dari kanan) (ist)

Kita mau maksimalkan fungsi irigasi yang ada, bukan berarti kami alergi dengan embung karena itu investasinya mahal
Palu,  (antarasulteng.com) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah belum memprioritaskan pembangunan irigasi embung tadah hujan untuk kepentingan pertanian karena potensi irigasi di daerah ini masih cukup besar yang belum difungsikan.

"Kita mau maksimalkan fungsi irigasi yang ada, bukan berarti kami alergi dengan embung karena itu investasinya mahal," kata Kepala Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Provinsi Sulawesi Tengah Saliman Simanjuntak di Palu, Senin, guna menanggapi program pemerintah pada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Saliman mengatakan dirinya pernah dihubungi oleh pejabat dari Kementerian Desa melalui telepon genggam terkait pembungunan embung tadah hujan, hanya saja belum dapat ditindaklanjuti karena baru sebatas komunikasi biasa.

Dia mengatakan sejauh ini belum ada pemberitahuan secara tertulis dari pemerintah pusat ke dinas yang ia pimpin terkait program embung tada hujan tersebut

"Kami ini instansi teknis. Untuk membangun embung tada hujan itu harus memperhatikan teknis, bagaimana kita menghitung erosinya, debit airnya, elevasinya, topografinya dan sebagainya. Jangan sampai airnya kita tampung, dua jam kemudian kering," katanya.

Menurut Saliman, pemerintah daerah harus mengetahui betul untuk apa embung dibangun sehingga tidak menjadi proyek semata tanpa mempertimbangkan manfaatnya secara berkelanjutan.

"Apakah untuk pertanian, untuk hortikultura atau untuk apa. Jangan sampai hanya untuk padi tapi pakai pompa. Itu cerita mati namanya," katanya.

Saliman mengatakan jika pemerintah pusat memprogramkan pembangunan embung tada hujan di Sulawesi Tengah melalui anggaran pemerintah daerah perlu dipertimbangkan secara matang karena belum tentu efisien dan efektif.

Justru kata Saliman potensi daerah irigasi yang demikian besar, justru hingga kini belum dimaksimalkan. Bahkan cetak sawah baru yang diprogram pemerintah justru mengambil area yang tidak diperhitungkan secara teknis atas jangkauan irigasi.

Saat ini kata Saliman, jumlah daerah irigasi di Sulawesi Tengah mencapai 484 daerah irigasi dengan luas potensial 161.636 hektare. Namun luas fungsionalnya baru mencapai 109.508 hektare. Sementara yang belum fungsional masih mencapai 52.128 hektare.

Dari jumlah irigasi tersebut, sebanyak enam irigasi menjadi kewenangan pemerintah pusat, 33 irigasi kewenangan pemerintah provinsi dan 445 daerah irigasi kewenangan kabupaten.

Potensial daerah irigasi pusat seluas 30.309 hektare dengan luas fungsional 23.613 sementara yang belum fungsional masih mencapai 6.694 hektare.

Daerah irigasi Sulawesi tengah dengan luas potensial 51.191 hektare, sementara fungsinalnya baru mencapai 33.003 hektare dan belum fungsional masih berkisar 18.184 hektare.

Sementara irigasi kabupaten dengan luas potensial seluas 80.136 hektare dan luas fungsionalnya mencapai 52.890 hektare. Sedangkan yang belum fungsional masih mencapai 27.246 hektare.