Warga Tidak Mampu Nantikan Penyaluran Rastra 2017

id raskin

Warga Tidak Mampu Nantikan Penyaluran Rastra 2017

Ilustrasi (antaranews)

Palu,  (antarasulteng.com) - Warga kurang mampu di Kota Palu dan sekitarnya menantikan penyaluran beras untuk keluarga sejahtera (rastra) tahun 2017, karena hingga kini belum juga ada tanda-tanda akan segera direalisasikan.

"Entah kapan jatah rastra dibagikan kepada kami," kata Agustina, salah seorang warga miskin di Kota Palu, Minggu.

Ia mengatakan jatah rastra untuk tiga bulan (Januari-Maret) 2017 hingga kini belum mereka terima. Padahal mereka sangat membutuhkan beras bersubsidi tersebut karena harga beras di pasar-pasar tradisional sangat mahal.

Harga beras di tingkat pengecer berkisar Rp9.000 sampai Rp11.000/kg tergantung dari jenis dan kualitasnya. Sementara harga beras rastra hanya sekitar Rp1.600/kg.

"Harganya benar-benar murah. Dan ini sangat membantu meringankan beban hidup warga yang kurang mampu," katanya.

Hal senada disampaikan Ros, salah seorang warga Desa Jonoge, Kecamatan Sigibiromaru, Kabupaten Sigi yang juga mengaku belum menerima jatah rastra.

"Sudah tiga bulan ini kami belum menerima jatah rastra," katanya.

Pada tahun-tahun sebelumnya, setiap warga penerima rastra di desanya memperoleh 15 kg beras per bulan. Beras bersubsidi tersebut sangat membantu masyarakat miskin.

"Kita berharap program rastra tetap berlanjut dan segera direalisasikan karena warga masih sangat membutuhkannya," kata dia.

Lurah Tatura Selatan, Zamrud membenarkan jatah rastra 2017 belum didistribusikan Bulog karena Pemprov Sulteng dan Pemkab/Pemkot masih sedang memvalidasi data penerima di tiap-tiap desa/kelurahan di Sulteng.

Di Kota Palu sendiri, kata Zamrud, sementara dilakukan verifikasi ulang data penerima rastra.

Ny Rita, salah seorang pengurus RT di Kelurahan Tatura Selatan membenarkan saat ini sedang dilakukan verifikasi data penerima rastra.

Berdasarkan data yang diterima RT, banyak warga yang sebelumnya mendapatkan jatah rastra, tetapi dalam data baru yang dikeluarkan dinas terkait, justru namanya sudah tidak ada lagi.

Padahal, warga bersangkutan sebelumnya mendapatkan jatah rastra dan hingga kini mereka masih sangat layak untuk mendapatkan bahan pangan bersubsidi tersebut.

Di Kota Palu sesuai data dari Pemkot setempat, jumlah warga miskin masih berkisar 13.000 kk dari sekitar 400 ribu jiwa penduduk.