Harga Karet Mentah di Morowali Utara Berfluktuasi

id Karet, Morowali

Harga Karet Mentah di Morowali Utara Berfluktuasi

Perkebunan Karet (antaranews)

Sudah banyak petani karet yang kembali menanam cengkih dan komoditi lainnya karena harga karet sering anjlok. Padahal sebagian besar petani di Kecamatan Lembo dan Lembo Raya merupakan petani plasma karet sejak dekade 80-an.
Morowali Utara (antarasulteng.com) - Sejumlah petani di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, mengeluhkan harga komoditi karet hasil sadapan petani yang terus berfluktuasi.

"Harga karet di tingkat petani tidak stabil sehingga petani merasa rugi," kata Yuswan, seorang petani karet di Desa Po`ona, Kecamatan Lembo Raya, Kabupaten Morowali Utara, Senin.

Ia mengatakan harga karet dalam sepekan bisa berubah sampai tiga kali.

Seperti pada pekan lalu, harga karet naik dari Rp9.000/kg menjadi Rp12.000/kg. Hanya bertahan dua hari saja, harga kembali turun menjadi Rp8.000/kg.

Menurut dia, tidak stabilnya harga membuat petani karet di wilayah itu kurang bergairah lagi mengolah karet.

Dia mengaku sudah banyak petani karet yang kembali menanam cengkih dan komoditi lainnya karena harga karet sering anjlok. Padahal sebagian besar petani di Kecamatan Lembo dan Lembo Raya merupakan petani plasma karet sejak dekade 80-an.

Namun karena harga karet yang selalu berfluktuasi, petani mulai mengembangkan sejumlah komoditi yang harganya di pasaran cukup menjanjikan seperti cengkih, vanili dan merica.

Hal senada disampaikan Berti, seorang petani karet di Kecamatan Lembo bahwa beberapa tahun ini mereka mulai mengembangkan tanaman cengkih sebab harga karet sering anjlok sehingga sangat merugikan produsen.

Justru harga cengkih di pasaran saat ini cukup tinggi mencapai Rp100.000/kg, sedangkan harga karet sekarang turun hanya Rp8.000/kg.

Padahal beberapa tahun lalu, harga karet mentah di tingkat petani pernah mencapai Rp20.000/kg.

Kabupaten Morowali Utara merupakan sentra produksi karet terbesar dans atu-satunya di Provinsi Sulawesi Tengah. ***