Kopi, dari ritual hingga kebutuhan sehari-hari

id kopi

Kopi, dari ritual hingga kebutuhan sehari-hari

Juara Indonesia Barista Competition, Doddy Samsura sedang berbagi informasi seputar tren kopi pada peluncuran NESCAFÉ Dolce Gusto Piccolo di LEÓN Jakarta. (HO/nestle Indonesia )

Jakarta (antarasulteng.com) - Kopi, minuman yang kini menjadi bagian gaya hidup untuk memulai hari atau bercengkrama dengan kolega rupanya berkembang dari sebuah bagian ritual di Afrika.

Juara Indonesia Barista Competition 2012 Doddy Samsura mengemukakan sejarah kopi diawali dari tradisi di Ethiopia. Zaman dahulu kala, kopi belum jadi minuman sehari-hari di sana, tetapi hanya dimunculkan ketika ada acara adat atau ibadah ritual.

Setelah itu, kopi mulai berkembang sebagai minuman yang bisa dinikmati siapa saja saat menjadi bagian dari peradaban di Turki.

"Kopi mulai diperjualbelikan," kata Doddy dalam peluncuran mesin kopi di Jakarta, kemarin.

Ia menceritakan bahwa Turki mempunyai cara unik dalam mengekstrak biji kopi, yakni menggunakan pasir.

Kopi yang dicampur dengan air juga rempah dan gula dimasukkan ke wadah metal, kemudian diletakkan di atas pasir yang dipanaskan. Setelah mendidih, wadah itu diangkat hingga suhunya menurun. 

Setelah itu wadah berisi kopi kembali diletakkan di atas pasir hingga mendidih. Proses itu diulang berkali-kali. Yang pasti, masyarakat Turki biasanya memakai angka ganjil dalam melakukan proses itu.

"Misalnya prosesnya diulang tiga kali, lalu angkat," kata Doddy.

Di Indonesia, salah satu penyajian kopi dengan gaya tradisional adalah kopi tarik yang diyakini juga merupakan tradisi di Asia.

Semakin besarnya kebutuhan kopi mendorong tumbuhnya industrialisasi. Kopi tak hanya diekstrak oleh tangan, tapi juga mesin yang bisa menghasilkan jumlah lebih banyak dalam waktu singkat. (skd)